FORUM Keadilan Bali – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri upacara ngaskara serangkaian Karya Pitra Yadnya Atiwa-tiwa Ngaben dan Nyekah Massal Banjar Adat Tiyingan, di Balai Banjar Adat Tiyingan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, kamis (29/9).
Turut hadir anggota DPRD Badung I Gusti Lanang Umbara, perwakilan Dinas Kebudayaan Badung IB Munika, Camat Petang AA Ngurah Raka Sukaeling serta unsur Tripika Kecamatan Petang, Perbekel Desa Pelaga I Made Ordin bersama BPD dan LPM, serta tokoh masyarakat setempat.
Karya Pitra Yadnya Atiwa-tiwa Ngaben dan Nyekah Massal Banjar Adat Tiyingan dipuput Ida Pedanda Giri Santa Cita dari Griya Budha Tegal Jadi Tabanan.
Bupati Giri Prasta dalam kesempatan tersebut menyerahkan dana aci Rp400 juta dan secara pribadi memberi bantuan dana Rp25 juta.
Bupati Giri Prasta memberikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan telah ditunjukkan krama Banjar Adat Tiyingan melaksanakan yadnya bersama-sama sebagai wujud dharmaning leluhur. Disampaikan pentingnya karya Pitra Yadnya Atiwa-tiwa, Atma Wedana dan Sarwa Prakerti merupakan sebuah sarana upacara menyucikan atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru. Selain itu, prosesi murwa daksina menggunakan sapi gading sebagai lambang linggih Betara Siwa digunakan mengelilingi peyadnyan/tempat upacara mamukur untuk mengantarkan Atma ke surga.
Giri Prasta mengungkapkan pelaksanaan upacara ini harus menjalankan Panca Suara yaitu Ida Sulinggih Mepuja suara genta, mamutru/mmbaca Lontar Atma Prasangsa, tarian Topeng Sidakarya, tarian Wayang Lemah, dan yang terakhir kidung/pesantian. Pelaksanaan upacara dilaksanakan di desa adat agar melaksanakan acara ngelungah, ngelangkir dan warak kruron. Jika ada masyarakat di desa adat ini warak kruron, ngelangkir dan ngelungah, wajib diupacarai. Kalau tidak diupacarai akan menjadi Bhuta Cuil. ”Upacara paling utama saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit konsep padu muka. Pada Prosesi ngelinggihang disebut Dewa Pratista berdasarkan Lontar Panglukuning Dasa Aksara dan Lontar Panglukuning Panca Aksara Pari Kandaning Parahyangan. ”Kami harapkan semua prosesi upacara dapat diikuti semua keluarga sebagai tanggung jawab serta wujud bhakti kepada leluhur yang diupacarai,” pintanya.
Sementara Manggala Karya I Wayan Windra yang juga Kelian Adat Tiyingan, pertama-tama mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran Bapak Bupati Badung beserta undangan lainnya sudah hadir di tengah-tengah masyarakat Banjar Adat Tiyingan. ”Kami masyarakat melaksanakan upacara Pitra Yadnya Atiwa-tiwa Ngaben dan Nyekah missal,’’ katanya.
Dia menjlaskan, rangkaian karya diawali nanceb rompok dan ngeruak setra pada 31 Agustus 2022. Tanggal 27 September 2022 ngeplugin dan mersihin/nyiramin, tanggal 29 September 2022 pengaskaran, Jumat (30/9) puncak karya pengutangan/ngaben.