FORUMKEADILANBali.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri upacara mendem padagingan di Pura Puseh Buangga, Desa Adat Getasan, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Badung. Upacara ini serangkaian Karya Ngenteg Linggih Padudusan Agung, Mupuk Pedagingan, Meresi Gana Medasar Tawur Balik Sumpah, Menawa Ratna, Mapedanan, dan Mekebat Daun serta Bangun Ayu, Minggu (24/11).
Puncak karya jatuh pada tanggal 4 Desember 2024 mendatang turut hadiri anggota DPRD Badung I Gusti Lanang Umbara, Kadis Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha, Camat Petang A.A Ngurah Raka Sukaeling serta unsur Tripika Kecamatan Petang, Dirut PD Pasar Pangan Mangu Giri Sedana I Wayan Suryantara, Perbekel Desa Getasan I Wayan Suandi dan Perbekel Desa Carangsari I Made Sudana, tokoh masyarakat I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha serta tokoh masyarakat lainnya.
Yajamana Karya Ngenteg Linggih Padudusan Agung, Mupuk Pedagingan yakni Ida Pedanda Gede Dangin Manuaba, dan Wiku Tapeni Ida Pedanda Istri Dangin Manuaba dari Griya Manuaba Carangsari.
Bupati Nyoman Giri Prasta menyampaikan dirinya hadir di tengah-tengah masyarakat Banjar Buangga, Desa Adat Getasan ikut ngastiti bhakti dalam pelaksanaan upacara di Pura Puseh Buangga. Pemerintah Kabupaten Badung sudah hadir membantu dari pembangunan pura Rp5,3 miliar. Bahkan Ngodakan Pelawatan Ida Betara sebesar Rp1,8 miliar dan untuk upakara dibantu Rp1,3 miliar. ”Kami ingin memberikan yang terbaik kepada umat sedharma sehingga kedepan masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan iuran, cukup masyarakat gotong royong buat ngayah saja, ini adalah salah satu contoh yang kita berikan untuk menjaga adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Astungkara ini akan kami lakukan terus untuk meringankan beban masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut Bupati Giri Prasta mengemukakan pujawali dapat dikatakan puja dilaksanakan sulinggih bersama pamangku. Sedangkan walinya dilaksanakan welaka, ada seka gong, pesantian, Topeng Sidakarya, Tari Rejang dan Renteng, itu dimaksud pujawali, dimana masyarakat laksanakan di hari yang baik ini. “Kehadiran kami di sini untuk meringankan beban karma dan ini murni dari pikiran yang suci. Apalagi untuk masyarakat Banjar Buangga khususnya, kita semua sama sebagai umat beragama waktu dan uang banyak habis di adat untuk meyadnya. Kami hadir di tengah-tengah masyarakat untuk meringankan beban masyarakat, seperti membangun pura dan upakara kami bantu sepenuhnya agar tuntas supaya masyarakat tidak mengeluarkan uang,” ucapnya.
Sementara itu, Manggala Karya I Ketut Wandra mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Bupati Badung bersama undangan lainnya. Masyarakat Banjar Buangga melaksanakan upacara mendem pedagingan serangkaian Karya Ngenteg Linggih Padudusan Agung, Mupuk Pedagingan, Meresi Gana medasar Tawur Balik Sumpah, Menawa Ratna, Mapedanan, dan Mekebat Daun serta Bangun Ayu. Adapun awal dimulai dari tanggal 1 November matur uning di pelinggih, 2 November nanceb tetangunan, 3 November mendak Pengrajeg Karya di Pura Luhur Pucak Tedung dan tanggal 24 November Mendem Pedagingan. Tanggal 25 November dilaksanakan upacara melasti di Segara Seseh. ”Acara puncak dari Piodalan ini jatuh pada tanggal 4 Desember 2024, Buda Kliwon Matal, tepat piodalan di Pura kahyangan Puseh Banjar Buangga, Desa Adat Getasan, Petang, Badung,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan tujuan terlaksananya upacara ini berdirinya pura sebagai kekuatan bagi umat Hindu untuk bisa dilanjutkan generasi penerus berikutnya agar tetap menjadi kekuatan kita di Bali, khususnya bagi masyarakat Banjar Adat Buangga, Getasan. ”Kami sampaikan upacara besar ini baru pertama kali dilaksanakan, tetapi upacara seperti ini setidaknya kami laksanakan di atas 20 tahun sekali,” jelasnya. (pas)