• Cegah Stunting, Ny. Putri Koster Jadi Narasumber Acara Ngobras di Gema Merdeka

    FORUM Keadilan Bali – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menjadi narasumber dalam acara Ngobras di Radio Gema Merdeka dengan tema ”Cegah Stunting itu Penting”, Senin ( 25/7).

    Ny, Putri Koster mengungkapkan, pihaknya peduli terhadap pencegahan stunting di Bali. Sebab, stunting berkaitan dengan generasi penerus bangsa. Jika generasi penerus bangsa tidak dijaga dengan baik maka masa depan bangsa tidak akan ada regenerasi pemimpin bangsa. Untuk itu, pencegahan stunting harus dilakukan secara masif tidak hanya dari pemerintah. Namun juga dari masyarakat dan terpenting dari remaja putri yang akan menjadi seorang Ibu.

    Lebih lanjut Ny. Putri Koster mengatakan, stunting merupakan program nasional harus dijalani, jika tidak akan ketinggalan. ”kami minta masyarakat tidak lalai menjaga 1.000 hari pertama masa pertumbuhan anak dari dalam kandungan sampai umur 2 tahun,’’ pintanya.

    Ny. Putri Koster menyampaikan banyak salah pengertian bahwa stunting hanya menyasar masyarakat kurang mampu. Sebaliknya, stunting tidak menyasar pada kondisi ekonomi, melainkan stunting disebabkan kelalaian pemberian makanan sehat dan bergizi. Makanan sehat tidak harus mahal dan yang penting makanan tersebut harus bergizi mengandung vitamin alami dari alam. Bukan makanan siap saji dan mengandung banyak pengawet atau MSG, makanan tersebut justru tidak sehat dan tidak bergizi. Jadi wanita hamil dan para orang tua harus memperhatikan asupan gizi makanan, sehingga makanan yang diberikan akan membuat pertumbuhan yang sehat. ”Calon ibu memperhatikan kondisi kesehatan, baik istirahat, pola makan, asupan vitamin, pemeriksaaan kandungan sehingga tidak terjadi anemia pada ibu hamil atau KEK. Ketika anak lahir jangan lalai memberikan asupan makanan, harus diperhatikan benar makananya, tidak perlu mahal dan terpenting memiliki nilai gizi,” tutur Ny. Putri Koster.

    JADI NARASUMBER – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menjadi narasumber dalam acara Ngobras di Radio Gema Merdeka dengan tema ”Cegah Stunting itu Penting”, Senin ( 25/7).

    Ny. Putri Koster menerangkan kegiatan PKK terdapat program unggulan Hatinya PKK. Selain PKK memiliki tugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat pencegahan stunting juga melakukan aksi sosial dengan terjun ke masyarakat menyalurkan bantuan pemerintah menggandeng Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan dan beberapa dinas terkait baik memberikan bantuan kepada Ibu hamil, balita dan lansia. ”Kita turun ke lapangan mengajak Ibu-Ibu PKK menggeliatkan sosialisasi pencegahan stunting di masing-masing wilayah. Terutama pada lingkungan terkecil di dalam keluarga. Jika ini dilakukan secara masif niscaya angka stunting dapat kita tekan sampai tidak ada lagi stunting di Bali,” ungkap Bunda Putri yang gemar berpuisi ini.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menyatakan, stunting tersebut bukan penyakit, tapi orang yang stunting sangat mudah terkena penyakit. Angka stunting di Bali tahun 2021 sebesar 10,9% merupakan angka terendah dari rata-rata nasional. Namun, Bali tetap berkomitmen memberantas stunting, sehingga generasi penerus Bali ke depan anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi anak cerdas dan sehat.

    Gede Anom menjelaskan, pencegahan stunting dilakukan dua intervensi yaitu intervensi spesifik yaitu intervensi murni dari sisi kesehatan. Seperti pemberian obat penambah darah kepada ibu hamil, pemeriksaan kehamilan secara berkala, posyandu dan lainnya. Intervensi sensitif, yaitu di luar kesehatan di mana memberikan pengaruh 70% dari keberhasilan pencegahan stunting dengan pemberian edukasi terhadap remaja putri yang akan memasuki jenjang pernikahan, baik edukasi kesehatan kehamilan, sanitasi dan lainnya. Karena itu, pemerintah menggandeng TP PKK Provinsi Bali melakukan sosialisasi bekerja sama dengan organisasi lain, sehingga sosialisasi secara masif dapat terus dilakukan.