Dari Ajang DDFF 2023, Wawali Arya Wibawa : Denpasar Siap Wadahi Kreativitas Sineas Muda Lahirkan Karya Hebat

Dari Ajang DDFF 2023, Wawali Arya Wibawa : Denpasar Siap Wadahi Kreativitas Sineas Muda Lahirkan Karya Hebat

Dari Ajang DDFF 2023, Wawali Arya Wibawa : Denpasar Siap Wadahi Kreativitas Sineas Muda Lahirkan Karya Hebat

FORUM Keadilan Bali – Denpasar Documentary Film Festival (DDFF) kembali digelar. Gelaran ke-14 kali, tahun ini bagian dari makin dekat film festival dirangkaikan ajang D’Youth Fest 3.0.

Beberapa kegiatan turut digelar dalam rangkaian DDFF 2023, antara lain pelatihan, pameran, dan kompetisi film, termasuk di dalamnya Malam Anugrah DDFF, memuncaki rangkaian kegiatan, Sabtu (21/10) di Taman Kota Lumintang.

Wawali Kota denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menyamaian, Kota Denpasar melalui perhelatan DDFF siap menjadi wadah aktualisasi kreativitas para sineas, tak terkecuali kalangan pelajar dalam menelurkan karya-karya perfilman. ”Kita bangga karena Kota Denpasar lewat DDFF bisa merangkul para sineas berbakat di bidang perfilman untuk menunjukan karya karyanya. Dihadirkan di kegiatan D’Youth Fest 3.0, pelaksanaan DDFF sejalan dengan komitmen Pemerintah Kota Denpasar untuk dapat memfasilitasi anak muda dalam berkreasi dengan karya-karya hebat,” katanya.

Arya Wibawa menambahkan, selaras hal tersebut, Kota Denpasar konsisten menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu poros kebangkitan pembangunan.   Potensi para generasi muda yang berkarakteristik  kreatif, adaptif, dan inovatif adalah pondasi kuat menjadikan Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya.

Direktur DDFF Maria Ekaristi menjelskan gelaran tahun ini penyelenggara DDFF sebelumnya telah mengelompokkan karya dari para sineas berbakat tersebut menjadi dua kategori, yakni, kategori umum dan kategori pelajar. “DDFF tahun ini kami menerima banyak karya para sineas, baik kategori umum 79 film maupun kategori pelajar 35 film. Ada 10 nominasi karya unggulan diputar di Ruang Audio Visual Dharma Negara Alaya. Pemutaran film-film unggulan disertai juga dua film tamu dari Perancis, yakni film Bali Aga dan film Rahasia Fixer karya Henri Boudart bersama Halida Illahude,” ujarnya.

Baca Juga :  Kendalikan Harga Bahan Pokok, Pemkot Denpasar Gelar Pasar Murah di Pedungan

Jawara kompetisi film dokumenter DDFF 2023 kategori umum jatuh pada ”Memories of Moluccas” karya  Sutradara Risang Panji Kumoro. Film ini  menyisihkan empat film unggulan lain yakni ”Lahbako”  karya Daris Dzulfikar, “Ludruk Dahulu, Kini dan Nanti” (Reni Apriliana), “Sang Punggawa Laut Sumbawa” (Harsa Perdana dan M.Farhan), dan “Wulla Poddu dan Padi” (Widya Arafah).

Sedangkan kategori pelajar tampil sebagai  juara 1 ”Topeng dalang Klaten” karya Latifah Rahma. Juara 2 dan 3 diraih “Story of bus Scalper” (Muhammad Ardi Rizqi), dan “Nguri Uri” (Auliya Qori’ah Dzulkarnaen).

Para tokoh terlibat sebagai juri pada kompetisi tersebu adalah Tonny Trimarsanto, Erlan Basri, Rio Helmi, I Wayan Juniartha, Dwitra J Ariana, dan Agung Bawantara. Seperti disebutkan di awal, perhelatan DDFF menjadi bagian dari Makin Dekat Festival Film (MDFF), penyelenggaraannya dirangkaian dengan D’Youth Fest 3.0. MDFF sendiri merupakan festival yang mendekatkan beberapa festival dan aktivitas yang terkait dengan film. Acara tersebut antara lain menghadirkan pemutaran dan diskusi film dokumenter tentang Bali era 1930-an. Film-film tersebut merupakan hasil repatriasi (pemulangan kembali) film-film dokumenter lama tentang Bali produksi sineas Barat yang tersebar di berbagai museum dan lembaga arsip di seluruh dunia. Repratriasi  tersebut dilakukan oleh Yayasan Arsip Bali 1928 pimpinan Marlowe Bandem. ”Film-film tersebut merupakan rekaman tentang lingkungan alam dan masyarakat Bali pada tahun 1930-an dari berbagai aspek budaya, tradisi, hingga kehidupan sehari-hari,” ujar Marlowe Bandem.

Selain itu, diputar film “Mesatya” karya Rai Pendet dan Gung Ama Gama (Produksi Silur Barong) serta pemutaran film-film pendek produksi Komunitas Searah Creative Hub.

Shares: