Nasional

Diapresiasi Komisi VII DPR RI, Kepemimpinan Koster Jadikan Bali Role Model Nasional Pariwisata Berkelanjutan dan Energi Bersih
Diterbitkan: 31 Oktober 2025, 23:37

DENPASAR, FORUMKEADILANBali.com –  Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai ramah tamah dan jamuan makan malam antara Gubernur Bali Wayan Koster dan rombongan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI dipimpin Ketua Komisi VII, Saleh Partaonan Daulay, di Gedung Kertasabha, Jayasabha, Denpasar, Kamis (30/10/2025).

Dalam jamuan diiringi lantunan musik Bali dan suguhan arak lokal campur kopi tanpa gula sebagai simbol semangat gotong royong dan dukungan bagi produk UMKM lokal kedua pihak berdiskusi hangat mengenai arah pembangunan dan masa depan energi bersih serta pariwisata berkelanjutan di Pulau Dewata.

Dalam kesempatan itu, Koster memaparkan agenda besar Bali 2026–2029. Ia  menyampaikan arah pembangunan Bali hingga 2029 difokuskan pada penyelesaian empat agenda utama yakni infrastruktur dasar, tata kelola sampah berbasis sumber, penguatan ketersediaan air bersih, dan kemandirian energi bersih. ”Kenaikan wisatawan ini luar biasa. Maka infrastruktur, air, dan sampah harus segera kami tata agar semua berjalan seimbang,” ujar Koster.

Koster menjelaskan data terbaru menunjukkan hingga Oktober 2025, rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 23.000 orang per hari, dan diperkirakan menembus 7,1 juta wisatawan hingga akhir tahun, melampaui capaian pra-pandemi.

Di bidang lingkungan, Bali kini menjadi provinsi prioritas nasional untuk proyek pengolahan sampah menjadi energi, dengan dukungan langsung dari Presiden RI. Pemprov telah menyiapkan lahan enam hektar di wilayah Denpasar-Badung, cukup menampung 1.000 ton sampah per hari, dengan konstruksi dimulai awal 2026 dan ditargetkan rampung dalam dua tahun.

Koster menegaskan komitmennya terhadap energi bersih, melarang pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di Bali. “Kami ingin Bali sepenuhnya mandiri dengan energi ramah lingkungan. Tidak ada lagi PLTU batu bara di pulau ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Sinergi Tangani Sampah, Pemkot Denpasar Jajaki Kolaborasi Dengan ICMI

Kebijakan ini sejalan dengan visi Bali menuju pertanian organik penuh pada 2028, di mana saat ini 60% lahan sawah telah beralih ke sistem organik.

Dalam sektor pariwisata, Gubernur Koster menegaskan Bali kini bergerak menuju pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Ia tengah menyiapkan Peraturan Daerah tentang Tata Kelola Wisatawan Berkualitas, dengan sistem kuota semisal seperti negara Bhutan yang membatasi jumlah kunjungan sebanyak 400 ribu wisatawan per waktu guna menjaga daya dukung lingkungan dan budaya lokal.

Koster menyoroti maraknya vila ilegal yang disewakan tanpa izin dan tanpa pajak. Ada menyewakan villa Rp200–300 ribu per malam untuk 6–18 orang tanpa izin. Ini merugikan daerah. ”Kami akan atur agar sistem ini tertib dan adil,” katanya.

Selain itu, ia mengkritisi sistem OSS (Online Single Submission) dinilai belum selaras dengan tata ruang dan nilai kesucian pura di Bali. Ia menyatakan akan mengusulkan revisi agar OSS lebih berpihak pada kepentingan daerah dan pelaku usaha lokal.

Acara malam itu diisi penampilan seni tradisi dari Kabupaten Karangasem sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya Bali yang tetap menjadi jiwa pariwisata pulau ini. ”Kami mohon dukungan Komisi VII agar Bali terus menjadi destinasi dunia yang berkualitas, berbudaya, dan berkelanjutan,” ucap Koster.

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyampaikan apresiasi tinggi atas berbagai terobosan Gubernur Koster. Ia menyebut Bali telah menjadi contoh nasional dalam penanganan pariwisata. Bali menjadi model utama dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Kepariwisataan di DPR RI. Hampir seluruh pasalnya disusun dengan menjadikan Bali sebagai acuan tata kelola pariwisata berkelanjutan. ”Ketika kami menyusun undang-undang pariwisata, pikiran kami langsung tertuju ke Bali,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.

Baca Juga :  Wawali Arya Wibawa Hadiri Pujawali Nadi di Br. Kaja Desa Pakraman Sesetan

Daulay menegaskan, pihaknya akan memberikan dukungan terkait penanganan sampah serta pengembangan energi bersih, sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Perpres terbaru tentang pengelolaan sampah. ”Isu sampah saat ini menjadi isu utama nasional di seluruh wilayah Indonesia. Untuk Bali kami akan memberikan dukungan agar bisa cepat teratasi, sesuai program pusat,” ujarnya.

Selain itu, Komisi VII menilai keberadaan Bali Tourism Board sebagai lembaga promosi pariwisata sangat efektif, bahkan menjadi inspirasi pembentukan lembaga serupa di tingkat nasional.

Rombongan juga menyoroti pembangunan Rumah Sakit Internasional Bali yang baru diresmikan lima bulan lalu. Daulay menilai fasilitas ini langkah strategis memperkuat pariwisata kesehatan Indonesia. “Dengan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai hampir 6 juta orang, membangun rumah sakit internasional di Bali sangat tepat. Kita tidak boleh kalah dari Singapura atau Malaysia,” katanya optimistis.

Ia mendorong agar tenaga dokter di rumah sakit tersebut berasal dari putra-putri terbaik Bali, difasilitasi dengan beasiswa dari lembaga nasional seperti LPDP atau BUMN. “Kami ingin dokter-dokter di sana lahir dari Bali sendiri. Kami siap membantu lewat jejaring kementerian dan DPR,” tambahnya.

Pertemuan malam itu ditutup dengan penyerahan cinderamata antara Ketua Komisi VII DPR RI dan Gubernur Bali Wayan Koster, disertai suasana hangat penuh kekeluargaan.

Keduanya sepakat bahwa masa depan Bali tidak hanya ditentukan keindahan alamnya, tetapi oleh kemampuan menjaga keseimbangan antara pembangunan, lingkungan, dan budaya. ”Kalau Bali makin mendunia, kami akan lebih sering datang ke sini,” ujar Saleh Daulay sambil tersenyum. (fkb/pas)

Shares: