FRUMKeadilanbali.com – Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 dibuka Presiden RI, Joko Widodo diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (6/5).
Musrenbangnas 2024 ini dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Hadir pula jajaran kabinet, kepala daerah, sekda dan Kepala Bappeda se-Indonesia. Musrenbangnas tahun 2024 digelar dalam rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 mengusung tema ”Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan’’.
Presiden Jokowi menyampaikan saat ini Indonesia dihadapkan pada situasi tidak mudah serta tantangan tidak gampang. ”Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,2 persen, serta dampak runtutan dari Covid-19 masih terasa sampai sekarang,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo menerangkan beberapa negara telah masuk pada resesi, misalnya Jepang, Inggris dan beberapa negara Eropa berada pada posisi menuju pada resesi. Kehati-hatian dalam mengelola fiskal, mengelola anggaran, betul-betul harus hati-hati. Jangan sampai ada uang serupiah pun meleset dari rencana sudah dibuat dan skala prioritas juga harus diperhatikan. Sekarang semua negara takut dan sangat ketakutan terhadap beberapa hal. Pertama, harga minyak dan kedua, bunga pinjaman semua takut masalah itu. Begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban terhadap fiskal itu akan sangat-sangat besar. ”Sekali lagi kita harus hati-hati mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki,” tambahnya.
Jokowi mengungkapkan pemerintah Indonesia telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Bahkan sudah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan masuk ke tahunan masing-masing daerah telah memiliki RKP. Dia meminta rencana kerja tersebut atau rencana besar yang telah disusun pemerintah harus sinkron. ”Sinkronisasi itu menjadi kunci. Saya berikan contoh, pemerintah pusat membangun bendungan, bangun lagi irigasi primernya, tapi irigasi sekunder irigasi tersier sampai ke sawah tidak dikerjakan, airnya tidak akan sampai ke sawah-sawah kita miliki. Ini yang namanya tidak sinkron, tidak seirama,” ucapnya.