FORUM Keadilan Bali – Menjalani perawatan intensif di rumah sakit, tak menyurutkan semangat para pasien di RSUD Wangaya menggunakan hak suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Rabu (14/2).

Menjangkau para pasien tersebut, sejumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dari TPS 11 Desa Dauh Puri Kaja menyambangi kamar perawatan pasien di rumah sakit.

Perbekel Desa Dauh Puri Kaja I Gusti Ketut Sucipta menjelaskan sejatinya di rumah sakit setempat, ada 77 orang pasien sedang menjalani rawat inap. Namun hanya 2 orang pasien membawa surat pindah memilih, sehingga tetap dapat menggunakan hak suara meski dalam kondisi sakit. ”Dari 77 pasien menjalani rawat inap, 2 orang membawa surat pindah memilih dan tetap bisa menggunakan hak suaranya,” ujarnya.

Sucipta berharap proses jemput bola pada Pemilu 2024 ini membantu pasien yang tidak memungkinkan mendatangi lokasi TPS karena alasan kesehatan. Selain petugas KPPS membawa Kotak Suara Keliling (KSK),  sejumlah saksi dan pengawas turut serta pula saat itu. ”Sebagai petugas KPPS kita berupaya melayani hak warga negara Indonesia agar tetap dapat  menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2024. Pasien dapat melakukan pencoblosan ini telah memiliki hak suara  dan memenuhi persyaratan memilih sesuai dengan regulasi yang ditetapkan,” jelasnya.

Pelaksanaan pemungutan suara keliling petugas KPPS dari TPS 11, lanjut Sucipta, sejalan dengan pernyataan dari Kementerian Kesehatan RI. Mengutip pernyataan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi kepada media beberapa waktu lalu menyebut mereka yang berada di rumah sakit dengan keperluan perawatan intensif, bisa melakukan pemilihan atau pencoblosan langsung di rumah sakit.

Terkait mekanismenya, dr. Siti Nadia menjelaskan, akan  dikoordinasikan dengan para KPPS yang berada di bawah naungan Komisi Pemilihan Umum (KPU). ”Petugas mendatangi masing-masing RS memfasilitasi pemilihan pada kelompok pemilih tersebut,” ungkapnya.