• Dispar Bali Ajak Industri Pariwisata Berpartisipasi Penerapan Program Kontribusi Wisatawan

    FORUM Keadilan Bali – Menjaga kelestarian budaya Bali dan menjaga kelestarian alam Bali, Pemeintah Provinsi Bali mengharapkan semua pihak ikut terlibat. Modal utama pariwisata Bali adalah alam Bali dilandasi  budaya begitu adiluhung. Karena itu, keberlanjutan pariwisata Bali sangat bergantung dari kelestarian alam dan budaya Bali.

    Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun saat memberikan sosialisasi program kontribusi wisatawan kepada pelaku industri di kantor Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Jumat (3/2). 

    ”Tujuan mengumpulkan pelaku industri pariwisata untuk  mempercepat  berjalan program kontribusi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara  sesuai Perda Nomor 1 tahun 2020 tentang kontribusi wisatawan, dan Pergub Nomor 27 tahun 2020,’’ katanya. 

    Tjok. Bagus mengungkapkan kebijakan ini dilakukan sebagai destinasi wisata, perekonomian Bali hanya mengandalkan sektor pariwisata. Tidak memiliki sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas seperti provinsi lainnya. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi belum mendapatkan secara signifikan pendapatan dari jasa pariwisata. APBD Bali hanya bersumber dari pajak kendaraan bermotor.

    Tjok. Bagus menyampaikan kebijakan Gubernur Bali ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pariwisata Bali yang mengusung tagline pariwisata budaya berkualitas dan bermartabat. Diharapkan wisatawan asing datang dan berlibur ke Bali ikut berpartisipasi memberikan kontribusi secara sukarela. Sebagai bentuk kepedulian menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali, sehingga bisa berkelanjutan.  ”Ini sifatnya sukarela, tidak ada unsur pemaksaan. Wisatawan menyumbang langsung dengan cara men-scan barcode aplikasi We Love Bali yang sudah disediakan di hotel-hotel, mobil transport, daya tarik wisata, restoran yang ada di seluruh Bali. Mereka tinggal mentransfer nominal yang disumbangkan,” jelasnya.

    Dikatakan, kebijakan kontribusi pariwisata ini sudah diluncurkan pada 29 Juli 2022, dan kebijakan ini tidak memberatkan pelaku maupun industri pariwisata. Pelaku maupun industri pariwisata ini hanya mendorong dan mengarahkan para wisatawan untuk berkontribusi sebagai upaya ikut andil dalam menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali hingga meningkatkan destinasi. ”Asumsi kami, kontribusi wisatawan ini 5 persen dari target 4,5 juta wisatawan asing ke Bali. Yakni akan  mampu menyumbang Rp 31,5 miliar PAD Bali tahun 2023. Ini baru asumsi sambil jalan nanti akan dilakukan evaluasi per minggu, termasuk payment gateway,” bebernya.

    Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Kontribusi Pariwisata I Gusti Agung Rai Suryawijaya menuturkan, pihaknya telah melakukan testimoni kepada sejumlah wisatawan. Kata dia, wisatawan menyambut dengan antusias. ”Mereka sangat antusias membantu sepanjang kontribusi mereka itu kegunaannya dilakukan secara transparan,” tutur Agung Rai yang juga Ketua PHRI Badung ini.

    Gung Rai mengatakan,  Gubernur Bali Wayan Koster membangun Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menata secara fundamental untuk menciptakan pariwisata berkualitas dan bermanfaat. Untuk itu, perlu kesadaran kolektif menjaga pariwisata budaya yang diusung Bali. ”Dalam empat tahun kepemimpinan Gubernur Koster, ekosistem pariwisata diperhatikan betul dengan membangun infrastruktur terkoneksi, baik itu darat, laut, dan udara. Bahkan, membangun objek wisata, seperti Turyapada Tower, Pusat Kebudayaan Bali, penataan kawasan Besakih, hingga rencana pembangunan paramount di Jembrana. Ini langkah nyata Gubernur Koster untuk menciptakan Bali the Best Destination in the World,” bebernya.

    Nada dukungan juga disampaikan Ketua Indonesia Hotel Manager Association (IHGMA) Bali, Yoga Iswara. Kontribusi ini sifatnya sukarela bagi wisatawan emosi kepedulian untuk menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali secara berkelanjutan. ”Ini bukan hanya tugas dari masyarakat maupun pemerintah Bali, tetapi semua pihak termasuk wisatawan. Sifatnya sukarela untuk mengajak wisatawan yang memiliki emosi khusus, dalam merestorasi Bali. Ini langkah luar biasa untuk bersama-sama menjaga,” ungkapnya.

    Dia mencontohkan beberapa kondisi Bali perlu diperhatikan. Mulai dari ketersedian air bersih, sampah, hingga menjaga sumber air. Hal ini membutuhkan komitmen bersama bisa menghasilkan lebih baik. ”Kita mengajak bersama – sama wisatawan ikut berpartisipasi positif menjaga Bali,” ujarnya.

    Disinggung kebijakan ini terlalu cepat diterapkan mengingat pariwisata Bali baru saja pulih dari pandemi Covid-19, Yoga Iswara menegaskan kebijakan ini tidak memaksa, tetapi sifatnya sukarela. ”Kebijakan ini sasarannya wisatawan yang memiliki emosional khusus, memiliki keterikatan khusus dengan Bali, asalkan program yang dibuat dari kontribusi ini dilakukan secara transparan. Baik kepada wisatawan maupun masyarakat, saya rasa ini akan jalan. Karena banyak negara lain menggunakan sistem seperti ini. Misalnya di Maldive, di Jepang, dan negara lainnya. Di Indonesia, di Bali baru memulai kontribusi wisatawan sifatnya sukarela,” pungkasnya.