FORUM Keadilan Bali – Gudang percetakan milik AA Ketut Wisada, Jl. Buana Raya, Kelurahan Oadangsambian, Denpasar terbakar akibat dupa di plangkiran, Selasa (4/4) pukul 09.15 Wita.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaks BPBD) Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa mengatakan, akibat kebakaran gudang percetakan tersebut, pemilik menderita kerugian ditaksir Rp200 juta. Pihaknya mendapat informasi dari Pusdalops BPBD Kota Denpasar. Setelah melakukan assesment, mendata dan melaksanakan penanganan langsung mengerahkan 4 unit armada pemadam kebakaran (Damkar) yakni dari Pos Induk BPBD Kota Denpasar, Pos Cokro, Pos Juanda, Pos Mahendradata merapat ke tempat kejadian perkara (TKP) tiba pukul 10.30 Wita untuk menjinakan si jago merah. ”Empat mobil Damkar dari semua pos dikerahkan untuk memadamkan api selama 30 menit menghabiskan 15.000 liter untuk menjinakan api,’’ kata Joni Ariwibawa.
Joni Ariwibawa menjelaskan, objek yang terbakar gudang percetakan hanya barang yang terimpan dan bangunan ludes terbakar, dan nihil korban jiwa. Namun yang terbakar kebanyakan arsif dan barang mudah terbakar. ”Kami minta kepada kepada masyarakat habis sembahyang atau upacara agar dupa dimatikan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ pinta Joni Ariwibawa.
Joni Wibawa menyampaikan, kebakaran gudang, rumah, toko, kantor dan rumah makan disebabkan dupa juga akibat korsleting listik dan selang kopor gas bocor. Masyarakat atau pemilik gudang, ruko, kantor dan umah makan agar berhati-hati ketika usai sembahyang. Disamping itu, memantau instalasi listik yang ada agar tidak menumpuk kabel sehingga rentan terbakar kibat panas. Karena instalasi listrik yang dipasang terlalau lama dan bisa dimakan tikus agar menjadi pehatian. Termasuk penggunaan alat elektronik, seperti water heater, dispenser air, rice cooker yang terus hidup bisa terbakar. ”Kalau alat eletronik habis dipakai dicabut untuk menghindari kolseting listik akibat panas,’’ katanya.
Dia mengungkapkan indisikasi kebakaran menimpa gudang, rumah, kantor, ruko dan rumah makan diduga peralatan listrik dan dupa. Selain kabel tidak sesuai dan sambungan terlalu banyak bisa memicu percikan api sehingga menyulut kebakaran. Apalagi instalasi listrik yang dipasang tidak standar. Pasalnya, dalam tiga hari sudah dua kali terjadi kebakaran warung bakso di Jl. Waturenggong, Desa dauh Puri kauh, Denpasar Barat kerugian mencapai ratusan juta rupiah. ”Kami minta masyarakat atau pemilik gudang, took, rumah makan serta kantor hati-hati menyambung kabel dan menghidupkan dupa saat upacara atau sembahyang. Apalagi tempat tesebut kosong sehingga tidak ada yang mengawasi ketika terjadi kebakaran,’’ ungkapnya.