FORUMKEADILANBali.com– Harga kopi semakin membaik belakangan ini membuat petani kopi di Kintamani sumigrah (senang) sekaligus bergairah malakukan ekstensifikasi (memperluas penanaman) kopi. Sebelumnya harga kurang bersahabat, petani kopi cendrung mengesampingkan kopi dan mengutamakan bertanam jeruk.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma, Kamis (30/1/2025) mengakui harga kopi kini terus membaik. Harga terkini untuk kopi gelondongan petik merah Rp16.500/kg. Sehingga menggairahkan petani dan meningkatkan minat petani menanam kopi lebih luas. Meningkatkan populasi, petani menanam kopi disela-sela tanaman jeruk. Tanaman kopi sekarang disandingkan dengan jeruk, karena jeruk memiliki prosfek baik, bahkan menjadi primadona. Dengan menyandingkan kopi dengan jeruk maka petani bakal aman. Karena salah satu komoditi menemui harga tinggi.
Sarma mengatakan penyandingan tanaman kopi dengan jeruk akan menguntungkan. Sebab, tanaman kopi butuh penaung (perindang). ”Tanaman kopi butuh perindang. Kalau dulu pohon dapdap sebagai perindang, kini petani memilih jeruk sebagai perindang sangat menguntungkan karena keduanya berproduksi,” ujar pejabat asal Desa/Kecamatan Tembuku ini.

SUMINGRAH – Petani kopi di Kintamani sumingrah (senang) dan bergairah malakukan ekstensifikasi (memperluas penanaman) kopi di ladangnya karena harga kopi mulai membaik di pasaran. (FKB/Sumerta)
Sama mengungkpan harga kopi membaik, dan produksi meningkat. Data menunjukkan produksi kopi di Bangli mencapai 3.202,86 ton dan meningkat dari sebelumnya. Secara kualitas juga meningkat, karena petani melakukan petik merah.
Petani kopi di Banjar Masem Budikarma, Kintamani, Siska Ery menuturkan harga kopi kini fantastis. Selain harganya bagus Rp16.500/kg, dan mudah dijual. ”Saya susah mencari pembeli yang masuk ke ladang mencari kopi petani,’’ ujarnya bangga.
Ditanya harga kopimu lai baik, Siska Ely mengakukeluarganya tak mau kalah cepat dan memperbanyak menanam kopi. Kopi yang ditnam pohon pendek, dan ditanaman disela-sela jeruk. ”Kalau saat harga kopi kurang bagus, petani memilih menanam tanaman lain disela-sela jeruk. Bahkan ada menanam sayur, bunga gumitir. Sekarang rata-rata petani menanam kopi,’’ imbuhnya.
Penyandingan tanaman kopi lebih menguntungkan karena kedua komoditi tersebut berprosfek baik. Prosfek jeruk juga baik dan kualitasnya mengalahkan jeruk daerah lain. ”Buah jeruk banyak rontok akibat kena hujan,” terang Ketut Lingga, petani jeruk asal Desa Bonyoh, Kintamani. (sum)

