• TERIMA AUDIENSI – Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Cokorda Gede Partha Sudarsana menerima audiensi Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Bali di kantor Walikota Denpasar, Kmis (14/11).

    Inti Bali Akan Adakan Perayaan Imlek 1-2 Februari 2025

    FORUMKEDILANBali.com – Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Bali kembali menyelenggarakan Festival Perayaan Imlek tanggal 1-2 Februari 2025 mendatang memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan toleransi antar umat bergama dan komunitas di Bali.

    Ketua Panitia Festival Imlek Hery Sudiarto menyampaikan perayaan Imlek tahun depan jatuh pada 29 Januari 2025. Karena tanggal tersebut merupakan momen kumpul keluarga, Inti Bali memilih mengadakan perayaan festival Sabtu dan Minggu agar masyarakat luas dapat menikmati kemeriahan perayaan tersebut.  Berbagai hiburan akan diadakan selama dua hari perayaan dimulai pukul 16.00-20.00 Wita. ”Kami tetap menghiasi Jalan Gajah Mada dengan lampion khas Imlek dan mengadakan parade budaya serta kuliner di Lapangan Puputan I Gusti Made Agung,” ujar Hery, Kamis (14) 11).

    Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Inti Bali Dr. Putu Agung Prianta erhrap festival itu merajut kebinekaan. “Kami mengundang komunitas etnis Nusantara turut merayakan kebersamaan. Festival ini menguatkan Denpasar sebagai kota toleransi penuh keberagaman,” katanya.

    Pembina Inti Bali Sudiartana Indrajaya menambahkan Bali sebagai pusat pariwisata dunia memiliki keunikan budaya sudah berusia ribuan tahun menjadi daya tarik wisata luar biasa. Denpasar sebagai kota budaya dan kota toleransi harus menguatkan nilai-nilai kebersamaan. ”Melalui perayaan Imlek nanti, kami berharap dapat mempererat persatuan dengan seluruh organisasi Tionghoa dan komunitas lainnya di Bali,” harapnya.

    Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Cokorda Gede Partha Sudarsana mewakili Pemerintah Kota Denpasar mendukung penuh perayaan Imlek 2025. Hal ini wujud komitmen Pemerintah Kota Denpasar hadir setiap hari-hari besar keagamaan. ”Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum meneguhkan toleransi dan kerukunan  antar umat beragama di Kota Denoasar. Apalagi Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dikenal heterogen,’’ katanya. (pas)