FORUM Keadilan Bali – Isu sustainability dan resilience dalam agenda B20 Summit Indonesia 2022 mendatang, menjadi perhatian bagi Jakkon yang telah bekerja 21 tahun di Indonesia sebagai konsultan PADU (Planning, Architecture, Design, Urbanism).
Disrupsi teknologi, e-commerce hingga munculnya keahlian masa depan (future skill), perlu diadaptasi cepat oleh profesional konsultan untuk menangkap sinyal pembaruan, sehingga proses kreatif penataan wilayah hingga desain ruang publik dapat menjawab kebutuhan kekinian.
Menghimpun aspirasi dari para agen perubahan (changemakers) untuk menangkap pembaruan di ranah urbanism, Jakkon memfasilitasi temu bincang bertajuk ”Urban Talk”, di Mamaka by Ovolo, Kuta, Badung, Bali, Jumat (11/11/2022).
”Urban Talk” menghadirkan empat agen perubahan menyuarakan optimisme terhadap bisnis berorientasi ramah lingkungan, yakni Andreas Pandu Wirawan Chief Commercial Officer Ecoxyztem, Gus Norma Founder Bersih Bersih Bali, Andy Bahari Leader World Cleanup Day Indonesia, Agustina Iskandar Crombach Strategic Partnership Manager Ministry of Waste, MoW Resource Recovery.
Jakkon sebagai anggota KADIN Indonesia membawa isu keberlanjutan perencanaan kawasan dan rancangan green building di B20 Summit Indonesia 2022. ”Pencerahan dari empat changemakers hari ini menjadi energi luar biasa bagi pelaku usaha tidak perlu ragu mengembangkan bisnis yang kini tak popular. Namun akan menjadi trendsetter dan menangguk untung besar di masa depan,” ujar Hani Sumarno, Managing Director Jakkon yang memoderatori Urban Talk.
Sebagai contoh, Ecoxyztem berangkat dari gerakan cinta lingkungan Greeneration Group kemudian menjadi empat portfolio startup, yakni Waste4Change di bidang pengelolaan sampah, ReservoAir mengatasi masalah banjir, Ravelware menggerakkan industri hijau dan Enertec bekerja di sektor efisiensi energi. ”Kami kini adalah venture builder untuk startup bergerak di isu lingkungan dan perubahan iklim (climate-tech),” jelas Pandu, CCO Ecoxyztem.
Pandu mengungkapkan, tahun 2022 ini Ecoxyztem menjadi bagian dari Climate-KIC Accelerator merupakan jaringan global inisiatif isu perubahan iklim, awalnya diinisiasi Uni Eropa. ”Ini membuktikan dukungan internasional membuka lebih banyak lagi peluang bagi solusi iklim di Indonesia,” ungkap Pandu.
Ecoxyztem jeli menangkap tanda-tanda jaman. Perubahan iklim, banjir, polusi masalah terus bergulir tak bisa diatasi instant. Solusi masif harus disiapkan. ”Tugas Ecoxyztem adalah menjembatani aspek bisnis dari peluang sumber daya yang dapat menjadi green jobs,” tutup Pandu.
”Para pelaku usaha masih sibuk memikirkan minyak bumi, menyulap lahan kosong menjadi properti horisontal, memperlakukan sampah sekedar kumpul angkut buang, atau sudah bergerak pada bisnis masa depan demi dunia lebih sejahtera? Kita akan menemukan jawabannya di B20 Summit Indonesia 2022,” pungkas Hani.
Dalam perhelatan G20, Ecoxyztem terlibat aktif di B20 Net Zero Summit berlangsung Jumat (11/11). Forum yang diselenggarakan KADIN Indonesia tersebut membahas percepatan dekarbonisasi secara global dari berbagai sektor.
Sementara Agustina Iskandar, Crombach Strategic Partnership Manager Ministry of Waste, MoW Resource Recovery mengungkapkan peruhsaan internasional yang mengelola sampah saat ini membawa investasi ke Indonesia membangun 50 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan sekarang sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah yang membutuhkan penglolaan sampah. ”Kami membawa investasi dengan memfasilitasi teknologi yang dibawa dari Amerika dan Australia. Teknologi ini akan dikombinasi dengan teknologi local disesuaikan infrastruktur pengolahan sampah lokal. Karena setiap TPA krakter jenis sampah berbeda,’’ kata Agustina Iskandar.
Agustina mengemukakan teknologi pengolahan sampah di TPST dari Amerika belum bisa dibawa ke Indonesia karena belum memiliki pondasi. Pengolahan sampah di TPST baru bisa dilakukan dengan kapasitas 100 ton per hari untuk teknolgi yang dibawa. Mesin penglahan sampah harus disesuaikan dengan jenis sampah yang ada. ”Sampah yang dibuang ke TPA menggunung sehingga pemerintah pusing memikirkan tambahan lahan dan anggaran. Karena setiap tahun sampah yang dibuang ke TPA tidak dikelola dengan baik. Karena sampah yang ada di TPA seluruh Indonesia tingginya mencapai 30 meter, bahkan sampai menggunung tingginya 70 meter. Kalau sampai longsor akan bisa merenggut nyawa pemulung adan petugas yang ada di TPA,’’ jelasnya. Dia meminta perjuangan aktivis dilanjutan dan secara spirit kerelawanan juga ada. Sebab, invstasi yang dibawa untuk membantu Negara keluar dari permasalahan sampah. Sehingga dia bergabung dengan Crombach Strategic Partnership Manager Ministry of Waste melanjutkan perjuangan. ”Dibangunan 50 TPST di seluruh Indonesia dapat sedikit membanti pemerintah penyelesaian permasalahan sampah tertutama di area TPA yang dibutuhkan,’’ ucapnya.