FORUM Keadilan Bali – Menjadikan pengembangan Lanskap Kota Bersejarah, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merevilatisasi kawasan suci Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada, Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan.
Penyelenggaraan Tri Hita Karana Forum on Sustainable Development serangkaian G20 menggalang seluruh elemen mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Salah satu bentuk kolaborasi memakai sistem blended finance atau skema pembiayaan mengoptimalkan berbagai sumber dana untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan berdasarkan prinsip Lanskap Kota Bersejarah dari UNESCO.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memilih Desa Wisata Serangan, Denpasar sebagai kawasan prioritas penerapan prinsip Lanskap Kota Bersejarah untuk membantu transformasi menjadi Desa Wisata Serangan berkelanjutan. Saat ini disusun masterplan pengembangan Desa Wisata Serangan yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu bagian dari skema blended finance ini penataan kawasan Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada di Kelurahan Serangan. Pemerintah Kota Denpasar memfasilitasi melibatkan sejumlah mitra pembangunan seperti filantra dan rumah zakat.
Seremoni bantuan sosial revitalisasi kawasan suci Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada dilaksanakan, Kamis (10/11) di Wantilan Pura Sakenan, Serangan, Denpasar. Hadir Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana bersama Ketua Dewan Komisioner LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Purbaya Yudi Sadewa, Presiden Komisaris PT Bali Turtle Island Development (BTID), Tantowi Yahya, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani serta undangan lainnya.
Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana menyambut baik revitalisasi dilakukan di kawasan Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada sebagai bagian pengembangan Desa Wisata Serangan. ”Kolaborasi sinergis antara seluruh pemangku kebijakan menjadi langkah strategi sebagai landasan pembangunan berkelanjutan di Kota Denpasar berdasarkan spirit ”Vasudhaiva Kutumbakam” atau menyama braya,” ujar Alit Wiradana.
Sementara Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudi Sadewa mengatakan LPS bersama Bappenas, Pemkot Denpasar, dan PT BTID berkolaborasi mengembangkan Desa Wisata Serangan berbasis kultural budaya melalui program sosial kemasyarakatan atau CSR mendukung revitalisais Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada di kawasan Serangan. Selain sebagai tempat ibadah juga merupakan cagar budaya berumur ratusan tahun yang perlu dilestarikan.
Penyelenggaraan Tri Hita Karana Forum on Sustainable Development serangkaian G20 menggalang seluruh elemen mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Salah satu bentuk kolaborasi memakai sistem blended finance atau skema pembiayaan mengoptimalkan berbagai sumber dana untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan berdasarkan prinsip Lanskap Kota Bersejarah dari UNESCO.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memilih Desa Wisata Serangan, Denpasar sebagai kawasan prioritas penerapan prinsip Lanskap Kota Bersejarah untuk membantu transformasi menjadi Desa Wisata Serangan berkelanjutan. Saat ini disusun masterplan pengembangan Desa Wisata Serangan yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu bagian dari skema blended finance ini penataan kawasan Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada di Kelurahan Serangan. Pemerintah Kota Denpasar memfasilitasi melibatkan sejumlah mitra pembangunan seperti filantra dan rumah zakat.
Seremoni bantuan sosial revitalisasi kawasan suci Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada dilaksanakan, Kamis (10/11) di Wantilan Pura Sakenan, Serangan, Denpasar. Hadir Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana bersama Ketua Dewan Komisioner LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Purbaya Yudi Sadewa, Presiden Komisaris PT Bali Turtle Island Development (BTID), Tantowi Yahya, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani serta undangan lainnya.
Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana menyambut baik revitalisasi dilakukan di kawasan Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada sebagai bagian pengembangan Desa Wisata Serangan. ”Kolaborasi sinergis antara seluruh pemangku kebijakan menjadi langkah strategi sebagai landasan pembangunan berkelanjutan di Kota Denpasar berdasarkan spirit ”Vasudhaiva Kutumbakam” atau menyama braya,” ujar Alit Wiradana.
Sementara Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudi Sadewa mengatakan LPS bersama Bappenas, Pemkot Denpasar, dan PT BTID berkolaborasi mengembangkan Desa Wisata Serangan berbasis kultural budaya melalui program sosial kemasyarakatan atau CSR mendukung revitalisais Pura Sakenan dan Masjid As-Syuhada di kawasan Serangan. Selain sebagai tempat ibadah juga merupakan cagar budaya berumur ratusan tahun yang perlu dilestarikan.