FORUM Keadilan Bali – Pemerintah Kota Denpasar menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) guna menjaga stabilitas inflasi di Kantor Walikota Denpasar, Kamis (30/12).
Rapat dimpin Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dilaksanakan guna menjaga stabilitas inflasi menjelang Hari Raya Natal dan tahun baru 2024. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Ayu Diah Utari, Pimpinan OPD yang tergabung dalam TPID Kota Denpasar serta instansi terkait lainya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Gusti Ayu Diah Utari menyampaikan inflasi di Kota Denpasar masih terkendali sebesar 2,49 pada Oktober 2023 terhadap Oktober 2022 atau year on year (yoy). Hal ini dilihat dari harga barang kebutuhan pokok dapat terjaga, kecuali beberapa komoditas mengalami kenaikan harga seperti beras dan cabai.
Diah Utari menelaskan harga beras masih terpantau naik dalam beberapa minggu terakhir dipicu ketersedian pasokan. Sementara cabai komoditas sangat tergantung dengan faktor cuaca, sehingga harga fluktuatif. ”Komoditas yang di proyeksi menjadi penyumbang inflasi selama 3 bulan ke depan beras, daging ayam ras, telur ras, gula dan cabai rawit,” ujarnya.
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menyampaikan beberapa langkah antisipatif dilakukan dalam pengendalian inflasi di Kota Denpasar. Langkah dan strategi tersebut yakni pelaksanaan pasar murah atau bazar pangan untuk komoditas berpotensi naik, pengembangan gerai alternatif milik perumda, peningkatan cadangan pangan melalui kerjasama antardaerah, dan peningkatan ketahanan pangan rumah tangga melalui urban farming. ”Berbagai langkah dan strategi sudah dirancang TPID Kota Denpasar. Diharapkan harga bahan pangan menjelang nataru dapat terkendali. Sehingga target inflasi plus minus 3 persen dapat tercapai,” katanya.
Lebih lanjut Arya Wibawa mengemukakan kedepan akan dilakukan pengecekan ketersedian stok beras di gudang Bulog dan pemantauan operasi pasar. Hal tersebut memastikan kelancaran proses distribusi dan ketersediaan stok.““Pulihnya perekonomian Bali dan meningkatnya jumlah kunjungan wisawatan ke Bali khususnya saat Nataru diiringi meningkatnya permintaan atau konsumsi bahan pangan. Sehingga menjadi penting menjaga ketersediaan stok seluruh komoditi yang menyebabkan inflasi,” ucapnya.