Daerah

Jro Mangku Sugiarta: Spirit Ngayah Tulus dan Ikhlas
Diterbitkan: 16 Maret 2025, 00:23 | Diperbarui: 16 Maret 2025, 00:36

BANGLI, FORUMKEADILANBali.com – Mengemban misi suci, sebagai rohaniawan rada gampang-gampang susah. Mesti bermodal spirit ngayah dan ikhlas dengan pikiran hening dan suci harus dengan kemampuan mulat sarira (pengendalian diri dan hawa nafsu). Karena sosok pemangku dituntut ketauladannya.

Jro Mangku Ketut Sugiarta, laki-laki kelahiran Desa Songan, Kintamani, Bangli, pada 15 Agustus 1980 rupanya sudah siap memangku tugas kerokhaniawanan. Buktinya, suami Jro Mangku Putu Tresti Trisnawati ini telah membekali dirinya dengan pendidikan bidang Agama Hindu di IHDN Denpasar dan lulus tahun 2005 menyandang gelar S1.

Jro Mangku Ketut Sugiarta mengemban tugas kepemangkuannya di Desa Adat Songan dan juga di Pura Kawitan Warga Kayuselem Gwasong, Songan, Kintamani.

Tidak perlu lagi diragukan semangat ngayah demi umat dan sebagai abdi Tuhan. Buktinya tugas itu telah dilakoni cukup lama sejak tahun 2005 di Pura Warga Kayuselem, dan tahun 2007 ngayah sebagai pamangku di Desa Adat Songan. Malah dia tetap menikmati tugasnya tersebut. “Sejak tahun 2005 tiang menjadi pamangku di Pura Kawitan Kayuselem. Pada tahun 2007 diminta Desa Adat Songan menjadi pamangku, menggantikan pamangku yang sudah menjadi sulinggih, saya melanjutkan. Jadi tiang ngiring di dua pura,” ujar Sugiarta yang juga guru Agama Hindu di SMPN 4 Kintamani ini.

Berkaitan Karya Agung di Pura Kawitan Warga Kayuselem Gwasong, Songan, Kintamani bisa dibayangkan betapa sibuknya ayah dari I Gede Jagadhita Prananda, Ni Made Gayatri Utama Prananda dan I Komang Pebi Trista Prananda ini dengan tugas kepemangkuannya tat kala ada banyak upacara yang mesti dipuput.

Dia mengaku sangat senang dapat mengabdi demi umat. Hanya saja tugasnya sebagai abdi negara (sebagai guru) dia jujur mengakui belum bisa melaksanakan tugas dengan maksimal. Dia merasa tidak enak tidak dapat ngayah dengan optimal. ”Tiang tidak bisa ngayah maksimal karena ada tugas negara. Kalau ada penangkilan ke pura pemangku lain yang melayani. Ada rasa tidak enak karena kewajiban sebagai seorang pelayan umat tidak maksimal,” ungkapnya saat ditemui disela-sela ngayah di Pura Kawitan Warga Kayuselem Jumat (14/3/2025).

Baca Juga :  Instansi Terkait cuek, Dinding Jembatan Kedui-Metra Hancur

Sebagai konsekwensi logis dari rangkap jabatan, dirinya sibuk ngayah untuk umatnya sampai larut malam, melawan hujan dan terik matahari terus dilakoni pemangku, dan sulinggih pada umumnya.

Meski sibuk, Jro Mangku yang berpenampilan energik ini mengungkapkan rasa bangganya karena di Pura Kawitan Warga Kayuselem berhasil menggelar Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Tawur Agung Balik Sumpah, Lebur Sangsa Menawa Gempang, dan Anta Sapa Agung. Meski bukan menjadi panitia karya, begitu padatnya prosesi ritual, dirinya sangat sibuk dalam pelaksanaan ritual tersebut.

Itulah Jro Mangku Ketut Sugiarta menjadi pemangku di desa adat dan di pura kawitan serta menjadi guru. Tetap happy dan enjoy. (sum)

Shares: