• Kembangkan Industri Kreatif, Disperindag Bali Canangkan Bali Kerthi Creative Center

    FORUM Keadilan Bali – Pengembangan industri kreatif guna meningkatkan daya saing produk industri kreatif lokal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali mencanangkan Bali Kerthi Creative Center (BKCC).

    Hal ini disampaikan Sekretaris Disperindag Bali, I Nyoman Putra Astawa di Kantor Disperindag Bali, Denpasar, Selasa (15/8).

    Putra Astawa berharap sektor industri menjadi motor penggerak perekonomian nasional, terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM). Penguatan daya saing industri kecil dan menengah memiliki peran penting pemulihan ekonomi suatu negara. IKM merupakan tulang punggung perekonomian, terutama di negara-negara berkembang, dan menyumbang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta pengurangan kemiskinan.

    Putra Astawa mengungkapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat industri kreatif memberikan kontribusi sekitar Rp 989 triliun pada PDB Nasional 2017 atau sekitar 7,28 persen. Kontribusi sektor ini terus meningkat pada tahun 2017 tumbuh 5,07 persen. Selain itu, industri kreatif menyediakan 17,7 juta lapangan kerja atau sekitar 14,61 persen dari angka penyerapan tenaga kerja nasional. Untuk  Provinsi Bali hingga tahun 2022 tercatat 16.650 IKM, dengan tenaga kerja 138.110 orang dan nilai investasi Rp 4.424.010.844.000. ”Ini merupakan potensi besar untuk pengembangan IKM Bali kedepan,’’ katanya.

    Dia menjeaskan dampak dari  pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, kegiatan ekspor Industri Kecil Menengah pada industri kreatif khususnya sub. sektor kriya menurun antara 3% sampai 5. Selain pembatalan order, terjadi penangguhan pembelian hingga 70%.  ”Menyikapi hal ini Pemprov Bali menggelar Pameran IKM Bali Bangkit awalnya digagas sebagai salah satu upaya menggerakan perekonomian Bali dan membantu para perajin tetap semangat berkarya di tengah pandemi Covid-19,” imbuhnya.

    Lebih lanjut Putra Astawa memaparkan, setelah berhasil melewati badai pandemi Covid-19, sektor IKM masih dihadapkan pada kondisi saat ini masing-masing perangkat daerah cenderung berjalan sendiri-sendiri dalam pengembangan komoditi potensial masing-masing. Misalnya, sektor pertanian dan perikanan hanya fokus memproduksi hasil pertanian dan perikanan apa adanya tanpa ada upaya memperbaiki mutu, desain, kemasan. Sehingga bisa menambah nilai jual produk tersebut. Begitu juga UMKM dan IKM, produk yang mereka jual cenderung monoton dan pemasarannya masih dilakukan konvensional. Karena itu, perlu dibentuk lembaga non organik sehingga dapat memperkuat sektor ini secara keseluruhan, memberikan dukungan bagi para profesional kreatif, memfasilitasi pertumbuhan dan kolaborasi, serta sistem kerja bisa berjalan dengan lebih efektif, efisien, akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan petani, nelayan, UMKM dan IKM. ”Hadirnya BKCC, disamping sebagai pusat pengembangan industri kreatif, juga regulasi perlindungan daya saing produk industri kreatif lokal serta media pemasaran produk industri kreatif lokal,” tuturnya.

    Hadirnya Bali Kerthi Creative Center, ucap Putra Astawa, kolaborasi antar perangkat daerah dan stakeholders eksternal di bawah naungan sekretariat bersama (UPTD Rumah Kreatif) sebagai leading sector. Diharapkan dapat meningkatkan capaian indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, untuk persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dari 9% menjadi 10%, persentase kontribusi sektor industri terhadap PDRB dari 6,04% menjadi 7 % dan persentase nilai ekspor bersih dari 3% menjadi 4%.