FORUM Keadilan Bali – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster sebagai narasumber pada Forum Digital Kemenkominfo RI ”Bersama Dekranas Mendorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui UMKM Kreatif Wastra”, di Sheraton Bali Kuta Resort, Badung, Kamis (30/6).
Ny. Putri Koster mengungkapkan, Indonesia memiliki keberagaman budaya benda dan juga tidak benda. Budaya benda tertuang ke atas sebuah objek dijadikan karya berkualitas hingga saat ini wajib dilestarikan generasi di daerahnya masing-masing. Karya unik, karya berkualitas dan bernilai tinggi sebagian besar dituangkan diatas kain dan menjadi karya seni berfilosofi sesuai daerah asalnya, kemudian karya ini dikenal sebagai wastra.
Menurut NY. Putri Koster, wastra sebagai warisan nenek moyang hadir bagian dari perkembangan budaya masyarakat. Keragaman wastra Indonesia sangat kaya, baik pilihan warna, motif, filosofi bahkan proses pembuatannya. Wastra Indonesia adalah kain tradisional sarat akan budaya nusantara masing-masing memiliki ciri khas dapat dibedakan dari simbol, warna, ukuran hingga material yang digunakan sesuai daerah asalnya. Bali salah satu daerah dengan etnis tradisi memiliki sejarah dan budaya yang kuat tentang wastranya. Sebagai bentuk peningkatan budaya di Bali, wastra harus di dorong melalui perajin dan UMKM sehingga mampu memiliki nilai tinggi tingkat nasional atau internasional di tengah perubahan teknologi yang pesat. Melestarikan keberadaan wastra dari kepungan teknologi, masyarakat Bali wajib turut serta menjaga dan melestarikan budaya dirangkai menjadi wastra ini. ”Menjaga pelestarian wastra di Bali, saya selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali bertugas memberikan edukasi sekaligus pengawasan terhadap perkembangan dan pelestarian budaya di Bali. Saya mengajak seluruh perajin UMKM di Bali mulai menenun dengan bahan berkualitas, motif khas dari daerahnya sehingga akan menentukan harga jual,” kata Ny. Putri Koster.
Ditambahkannya, wastra atau yang biasa dikenal dengan kain tenun tradisional, baik songket, kain endek, kain gringsing dan endek rangrang dikerjakan perajin lokal harus digunakan oleh warga yang ada disekitar pembuat kain tenun tersebut. Karena prinsip ekonomi diciptakan warga lokal, dijual warga lokal (sekitar) dan digunakan juga warga setempat. ”Dari sana tumbuh perputaran ekonomi kecil, dan mengalami perkembangan ketika kain tenun digunakan internal dapat menarik mata luar untuk membeli. Sehingga perputaran ekonomi semakin meluas dan melebar,” imbuh Ny. Putri Koster.
Melestarikan kebudayaan daerah, ucap Ny. Putri Koster, harus menjaga budaya dan seni yang dimiliki. Jangan sampai membunuh diri sendiri dengan cara menggunakan produk buatan luar dan menjual di tanah kelahiran. Secara perlahan mematikan perajin adat produsen, dan menyebabkan perekonomian secara pelan akan padam dan tidak mampu bertumbuh dengan baik.
Dalam kesempatan itu, Putri Koster mengungkapkan, perajin kain tradisional Bali baik kain endek, kain gringsing, maupun kain songket omset penjualannya meningkat di masa pandemi. Hal itu tidak terlepas dari upaya Dekranasda Provinsi Bali bekerja sama dengan instansi terkait lain, memberikan ruang para perajin menampilkan karyanya dalam pameran IKM Bali Bangkit di Taman Budaya Bali di Denpasar.
Menurut Ny. Putri Koster, pihaknya melakukan langkah paling kecil melalui pameran IKM Bali Bangkit. ”Ini diberi ruang oleh Bapak Gubernur Bali Wayan Koster, di situ kami juga memberi ruang kepada perajin pameran. Di sini kami saling mendukung,” ujarnya.
Ny. Putri Koster mengaku terharu, sebelum pandemi para perajin sulit memasarkan produk mereka. Namun saat pandemi dan diberi ruang berpameran, omzet para perajin tembus miliaran rupiah. Tahun 2021, lanjut dia, perajin di masa sepi itu omzetnya hampir Rp 20 miliar selama setahun.
Membantu bertumbuh dan berkembangnya UMKM/IKM di Bali, Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster bekerja sama dengan perbankan, perajin dan pengusaha untuk melibatkan mereka dalam E-Marketplace (balimall.id) untuk memasarkan produk kerajinan secara online. Bisa dibuka seluruh masyarakat dunia, sehingga pemesanan kain atau produk kerajinan lokal Bali dapat dilakukan secara online. “Penguasaan teknologi penting bagi kita semua, agar transaksi jual beli tidak hanya membutuhkan waktu bertatap muka langsung, melainkan dapat dilakukan secara online. Karena lebih praktis, pemesanan online memudahkan pembeli dan penjual dalam menjaga kesehatan. Kita belajar dari virus Covid-19 hingga saat ini belum berakhir, agar kita tetap menjaga jarak namun mampu menjaga keseimbangan ekonomi daerah kita masing-masing,” papar Ny. Putri Koster.
Ketua Bidang Promosi dan Humas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Maria Anna Plate mengatakan, perekonomian masyarakat harus di support oleh Dewan Kerajinan Nasional dan membutuhkan kurasi yang tepat untuk dapat menembus internasional. Masyarakat perlu diperkenalkan secara luas untuk dapat memahami proses produksi yang tidak sederhana. Namun sarat dengan nilai filosofi tinggi, sehingga pemulihan ekonomi nasional dapat dilakukan secara menyeluruh oleh komponen bangsa Indonesia. ”Kami berharap melalui kegiatan digital ini dapat memberi motivasi kreativitas lebih tinggi dan meningkatkan kecintaan pada budaya bangsa,’’ kata Maria anna Plate.
Sebagai Keynote Speaker Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo, Usman Kansong menghadirkan lima narasumber, yakni Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster, Kepala Perwakilan BI Bali Trisno Nugroho, Perempuan Indonesia Maju Lana T. Koentjoro, pemilik Batik Trusmi Sally Giovanny, dan SME Sales Channel Blibli.com Angger Alfi Zakki.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemkominfo, Septriana Tangkary, mengatakan populasi penggunaan internet di Indonesia sebanyak 277,7 juta. Dari jumlah itu, pengguna ponsel 370,1 juta, pengguna internet dan pengguna media sosial 191,4 juta. ”Ini potensi sangat besar dimiliki bangsa Indonesia dalam memberikan layanan secara online,” ujarnya.
Usman Kansong menegaskan, Kementerian Komunikasi dan Informatika selalu mendukung setiap langkah dan program kerja Dewan Kerajinan Nasional. Karena Dekranas sebagai ex officio sudah menjadi tugas Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mensosialisasikan dan mempublikasikan preservasi produk kerajinan budaya nasional termasuk kain wastra atau wastra tenun.
Dikatakannya, kain tradisional wastra memiliki keragaman kaya baik dari segi warna motif material maupun filosofi, sehingga proses pembuatannya legacy budaya diwariskan turun-temurun di beberapa daerah di Indonesia yang kental tradisinya, salah satunya di Provinsi Bali.