FORUM Keadilan Bali – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Putri Koster membuka pameran IKM Bali Bangkit Tahap VI tahun 2022, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Jumat (15/7).
Ny. Putri Koster menyampaikan dewan kerajinan yang ada dari tingkat pusat hingga daerah dan kabupaten/kota memiliki tugas, salah satunya fungsi kontroling baik terkait situasi, kondisi kerajinan, karya kerajinan serta perajin, sehingga kerajinan dapat menjadi penggerak perekonomian masyarakat di daerah.
Melaksanakan tugas selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali, wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menyelami, meresapi, mencari dan menampung aspirasi dari situasi kondisi kerajinan yang ada dan terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Bunda Putri menjelaskan, banyak sudah tergerus dari kerajinan yang notabene adalah warisan dari nenek moyang, baik terjadi pada tenun tradisional, karya ukiran logam, ukiran kayu dan sebagainya. Hal ini tidak terlepas dari perilaku sendiri baik yang dilakukan dengan sadar atau tidak. Salah satunya dari pelaku bisnis kerajinan (penjual) di mana mereka hanya mengejar keuntungan semata tanpa melihat apakah tindakan yang dilakukan akan berdampak pada kelestarian kerajinan kita atau tidak. Bunda Putri mencontohkan, para penjual dari kain songket menjual produknya dengan harga jauh dari biaya produksi yang dihabiskan. Ada kesan bahwa songket itu sangat mahal sehingga masyarakat takut membeli songket. Karena harganya tinggi tidak terjangkau untuk dibeli oleh masyarakat. Padahal harga tinggi ini disebabkan oleh margin keuntungan terlalu tinggi yang diambil para penjual. ”Jika hal ini dibiarkan terjadi terus menerus maka lama kelamaan songket akan punah karena masyarakat tidak mampu membeli otomatis perajin menghentikan produksinya, lama kelamaan tidak ada lagi mau menenun songket karena tidak laku dipasaran. ”Kalau penyimpangan yang terjadi dibiarkan terus menerus berjalan, lama kelamaan kerajinan sangat kaya ragam dengan ciri khasnya masing-masing akan punah,’’ kata Ny. Putri Koster.
Pendamping orang nomor satu di Bali ini menambahkan, kegiatan pameran IKM Bali Bangkit dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan, bukan semata-mata berjualan, melainkan lebih kepada pembinaan, edukasi baik kepada para perajin, penjual maupun pembeli. Sehingga tumbuh kesadaran bersama memperbaiki situasi yang terjadi saat ini. Perpameran secara berkelanjutan, para perajin diharapkan terpacu, termotivasi menghasilkan produk berkualitas serta terbentuk sumber daya manusia berkualitas juga. ”Kami harapkan menjual produk hasil kerajinan dengan harga pantas tidak hanya mengejar keuntungan yang tinggi. Misalnya membodohi konsumen. Demikian halnya para pembeli, dengan pameran ini pembeli memahami kualitas produk dan dapat membeli produk-produk kerajinan berkualitas, asli buatan para perajin Bali,’’ ucapnya.
Keberadaan pameran, lanjut Ny. Putri Koster, dapat dijadikan tolak ukur pembeli atau konsumen untuk mendapatkan informasi jenis, kualitas serta harga dari kerajinan yang dihasilkan para perajin. Upaya ini diharapkan IKM Bali akan bangkit dan memberi kesejahteraan bagi masyarakat.
Dia mengingatkan bangsa Indonesia sangat kaya akan ragam kerajinan tradisional, dan daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Menjaga keragaman kekayaan bangsa ini, mulai dari mencintai dan menggunakan produk-produk kerajinan dari daerah masing-masing. Kerajinan Bali hendaknya diproduksi di Bali, dan dipasarkan ke seluruh Indonesia serta dipakai di seluruh dunia. ”Kita tumbuhkan kecintaan akan produk kerajinan daerah kita sendiri dengan membeli dan bangga memakainya,’’ paparnya.
Pembukaan pameran IKM Bali Bangkit tahap VI tahun 2022 turut dihadiri Kadisperindag Provinsi Bali Wayan Jarta, jajaran BPD Bali, Balimall.id serta para perajin dan peserta pameran. Pameran diisi dengan penampilan fashion show dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali.