FORUM Keadilan Bali – Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster membuka Pameran Kerajinan di Anjungan Bali TMII Jakarta, Rabu (28/12).
Grand Launching pameran kerajinan tersebut merupakan kerjasama antara Dekranasda Provinsi Bali dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali serta Dinas Penghubung Provinsi Bali sebagai bentuk peran aktif Dekranasda Bali dalam perannya sebagai partner pemerintah memajukan perekonomian bangsa melalui bidang kerajinan. ”Saya sebagai Ketua Dekrasnada Provinsi Bali melakukan pengawasan terhadap naik turunnya kondisi kerajinan yang akan berdampak pada kondisi perekonomian Bali,” ungkapnya.
Menurut Ny. Putri Koster di era tahun 80-an kerajinan handycraft Bali sangat booming hingga dapat mensejahterakan perajin dan masyarakat Bali. Namun saat ini industri kerajinan Bali jalan di tempat. ”Persaingan global tidak terjaga dengan baik, asosiasi dan pelaku kerajinan akhirnya pelan-pelan menurunkan tangga kejayaan. Apalagi ditimpa bisnis yang pragmatis,” imbuh Bunda Putri.
Sebagai dampak dari persaingan global dan bisnis pragmatis, kata dia, saat ini banyak ditemukan kain endek Bali di tenun bukan di Bali dan dipasarkan kembali di Bali. Sistem seperti itu akan merugikan perajin dan masyarakat Bali. Pasalnya tiga kerugian perajin Bali. Pertama, penenun akan meletakkan alat-alat tenunnya karena kerjaan sudah diambil alih. Kedua, pasar lokal akan diambil dan ketiga, uang beredar keluar, tidak buat keuangan di daerah kita sendiri. ”Dari ketiga ini lambat laun daerah kita akan kehilangan warisan leluhurnya,” ungkap Bunda Putri.
Ny. Putri Koster mengajak seluruh komponen mengembalikan idealisme dalam merawat dan menjaga warisan leluhur tersebut. ”Mari kembalikan idealisme kita. Darimana kita menjaganya, dari daerah masing-masing,” ajak istri orang nomor satu di Bali tersebut.
”Tiang (saya) ingin semua daerah menjaga dengan baik. Kami di Bali sedang mempersiapkan 334 hektar, Bapak Gubernur sedang membangun Pusat Kebudayaan Bali,” ungkapnya.
Dia menjelaskan di zona inti akan terdapat 15 panggung pertunjukan dan 12 museum tematik serta dibangun Bali International Convention Centre dengan kapasitas 25-30 ribu orang. Disamping akan dibangun Bali Expo diharapkan dapat menjadi super hub perdagangan global bagi kerajinan nusantara.
Adanya pameran kerajinan di Anjungan Bali, TMII Jakarta, Ny. Putri Koster berharap dapat berimbas pada anjungan dari daerah lainnya serta berimbas pada kejayaan kerajinan nusantara seperti yang diharapkan bersama. ”Pandemi IKM dan UMKM dari sektor kerajinan ternyata menjadi pelita di dalam kegelapan kita,” imbuhnya.