• Ketua TP PKK Provinsi Bali Menjadi Narasumber Dialog PKB Ke-44

    FORUM Keadilan Bali – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster yang juga selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali tampil sebagai narasumber pada dialog Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 di Studio Mini RRI Denpasar yang berada di Areal Taman Budaya, Rabu (29/6/2022).

    Mengawali paparannya, Ny. Putri Koster menyampaikan hampir setiap hari meluangkan waktu mengunjungi PKB. Selain menyaksikan beragam pagelaran seni, kehadirannya meninjau stand pameran PKB. Disebutkan, PKB tahun ini tak hanya dimeriahkan pameran beragam kerajinan, tapi menambah satu stand khusus memamerkan beragam anggrek. ”Tahun ini ada tambahan pameran anggrek di Ratna Kanda guna mengangkat kembali potensi anggrek lokal Bali,” ujar Putri Koster yang baru-baru ini dilantik sebagai Ketua DPD Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi Bali.

    Ny. Putri Koster berharap, pameran anggrek bisa menyemarakkan Taman Budaya tak hanya saat pelaksanaan PKB, namun setelah perhelatan seni dan budaya Bali. Karena pameran anggrek di ajang PKB ke-44 bisa menjadi alternatif bagi pengunjung.

    Perempuan yang dikenal memiliki segudang talenta ini bersyukur karena PKB secara offline dapat kembali digelar dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Membludaknya pengunjung ke PKB tahun ini diibaratkan seperti air yang lama terbendung lalu mengalir deras ketika dibuka. ”Masyarakat telah lama menahan kerinduan menikmati langsung karya para seniman. Setiap pementasan tak pernah sepi dari pengunjung,” ujarnya.

    Membludaknya pengunjung di arena PKB, lanjut Ny. Putri Koster, berimbas positif pada omzet penjualan pelaku IKM di arena pameran. Pihaknya mencatat, hingga hari ke-18 perhelatan PKB, omzet penjualan telah menyentuh angka Rp 4,8 miliar. ”Itu catatan tadi siang, malam ini saya kira bisa menyentuh angka Rp 5 miliar,” cetusnya.

    Terkait konsep pameran di PKB, Ny. Putri Koster mengungkapkan, orientasinya bukan semata menyediakan tempat berjualan. Dekranasda Bali menjadikan pameran PKB sebagai media edukasi untuk penguatan IKM. ”Jadi yang berpameran di sini bukan pedagang, tapi betul-betul pelaku IKM yang memproduksi kerajinan lokal. Tempatnya diberikan gratis,” imbuhnya.

    Selain menekankan penjualan produk lokal, ucap Ny. Putri Koster, Dekranasda Bali memberi edukasi tentang penentuan harga. Dengan tagline “produk berkualitas dengan harga pantas”, ia ingin memberi jalan tengah sama-sama menguntungkan bagi perajin, penjual dan konsumen. ”Jangan sampai harga ditekan serendah-rendahnya di perajin, lalu diangkat setinggi-tingginya di tingkat konsumen,” ucapnya.

    Ia menyarankan produsen melepas barang dengan margin keuntungan antara 20 hingga 25 persen dari total biaya produksi. Terkait dengan edukasi harga, perempuan yang juga dikenal sebagai penyair ini mengemas pameran dengan label harga pas layaknya di supermaket. ”Sudah ada label harganya, jadi pembeli jangan menawar lagi,” cetusnya.

    Ny. Putri Koster menyinggung tumpukan sampah yang sempat terjadi di ajang PKB tepatnya malam hari Raya Kuningan. Menyikapi hal itu, ia langsung memberi arahan agar petugas kebersihan jangan hanya bekerja di akhir, tapi harus dilakukan secara kontinyu. Sebab yang dihadapi bukan situasi biasa, sehingga bersih-bersih tak bisa hanya dilakukan di akhir ketika pengunjung telah berkurang. Kebersihan harus dilakukan terus menerus dan pengunjung ikut berperan aktif menjaga kebersihan arena PKB membuang sampah pada tempatnya. Bahkan, panitia sudah memasang larangan membawa makanan ke arena pameran. “Saya harap ini dipatuhi demi kenyamanan kita bersama,” harapnya.

    Ny. Putri Koster menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat Bali menunjukkan antusiasme luar biasa menikmati karya para seniman. Menurutnya, antusiasme yang ditunjukkan oleh masyarakat menjadi modal bagi pemerintah untuk meneruskan upaya pelestarian dan penguatan seni budaya melalui PKB yang digagas Gubernur Bali periode 1978-1988 Prof. DR. Ida Bagus Mantra. ”Pemerintah menjaga dan mewadahi, masyarakat ikut menjaga, menikmati dan mencintai seni budaya Bali,” pungkasnya.