• Ketua TP PKK Provinsi Bali Sebagai Narasumber Dialog Interaktif Bali TV Perempuan Bali Bicara

    FORUM Keadilan Bali – Penyakit rabies memang mematikan, namun masih bisa dicegah jika dilakukan upaya penanganan yang tepat.

    Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster saat menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif Bali TV, Perempuan Bali Bicara bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, Jumat (28/1).

    Ny. Putri Koster yang akrab disapa Bunda Putri ini menyampaikan kuncinya jangan lalai menjalankan protokol kesehatan pencegahan rabies. ”Ujung tombak pencegahan rabies adalah masyarakat,” ungkap Bunda Putri.

    Menurut Ny. Putri Koster, keluarga memiliki peran sangat penting dalam menanamkan pemahaman mengenai bahaya Rabies. ”Keluarga harus berpartisipasi aktif. Ini sudah 15 tahun Bali tidak lagi bebas rabies, sebelumnya Bali itu bebas rabies. Tidakkah kita rindu mengembalikan Bali bebas rabies,” tuturnya.

    Dia mengungkapkan salah satu program pokok PKK yaitu program kesehatan, pencegahan penyakit menular dan tidak menular. Ia mengajak peran aktif masyarakat khususnya seluruh anggota PKK mengantisipasi penyebaran Rabies di masyarakat melalui lingkup paling kecil yaitu keluarga. ”Peranan aktif dari keluarga mulai dari hulunya. Kalau kita sayang binatang itu rawat dia, tidak cukup hanya rawat luarnya tapi jangan diliarkan. Ketika dia ketemu dengan anjing liar makan kemungkinan akan tertular virus dan penyakit yang bisa dibawa ke rumah,” ungkapnya.

    Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada menyampaikan, ciri-ciri anjing yang terjangkit rabies (anjing gila) adalah ekor melengkung ke bawah, pendiam, tidak suka sinar matahari, tidak suka keramaian, selalu bersembunyi di semak-semak, mengeluarkan air liur berlebih dan akan mengejar dan menggigit orang sekitar.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom mengatakan rabies sebuah penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat di dalam otak manusia. Sedangkan ciri-ciri orang terkena rabies hampir sama dengan hewan pembawa virus rabies (HPR) hanya masa inkubasi virus pada manusia baru terlihat selang 2 minggu hingga 2 bulan dari terjadi gigitan. Hal ini dipengaruhi jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh dan lokasi gigitan. ”Orang terinfeksi virus rabies akan mulai merasakan demam, sakit tenggorokan dan muntah. Tapi lebih ekstrim lagi sama seperti anjing gila takut sinar, takut air, takut keramaian> Sehingga ingin menyendiri, dan paling fatal kalau sudah timbul gejala klinis itu hampir 100% akan menyebabkan kematian,” kata Gede Anom.

    Dia menjelaskan, di sisi lain dapat dilakukan ketika seseorang digigit anjing adalah cepat membasuh luka dengan sabun dan air mengalir selama 15-20 menit. Dibersihkan luka dengan cairan antiseptik atau alkohol 70%, segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh vaksin anti rabies. Vaksinasi dilakukan empat kali yaitu saat digigit. Hari ketiga, hari ketujuh dan hari ke-14 pasca gigitan.

    Dia menambahkan jumlah Vaksin Anti Rabies (VAR) di Bali tahun 2023 dirasa sudah cukup. ”Vaksin kita saat ini masih ada sekitar 110 ribu dosis, dan Februari kita akan dapat bantuan 30 ribu dan di April 480 ribu,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali seraya menjelaskan vaksin tersebut cukup untuk memvaksin seluruh populasi anjing yang ada di Bali sekitar 620 ribu ekor.