FORUM Keadilan Bali – Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster menjadi salah satu narasumber dalam Talkshow BKKBN Bali dengan tema ”Peran Keluarga dan Remaja dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali” di Studio BaliTV, Denpasar, Jumat (24/6).
Dalam acara tersebut turut dihadiri Kepala BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih dan duta Genre Provinsi Bali tahun 2021 Marssel Bagia dipandu moderator Made Sukadana Karang, Ny. Putri Koster mengingatkan pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah stunting sejak dini.
“Kita bisa mulai dari diri sendiri, terutama kalangan remaja. Jika melaksanakan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) akan berdampak positif untuk jangka panjang dan memberikan efek positif untuk keturunan kelak,” ujarnya.
N. Puti Koster mengungkapkan peranan orang tua sangat diperlukan terutama dalam pemenuhan gizi seimbang sejak dini kepada anggota keluarga. ”Orang tua bisa membekali putra putri mereka masih remaja mengambil peranan dalam upaya pencegahan stunting bagi keturunan mereka kelak,” imbuhnya.
Wanita yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini mengatakan, keberlangsungan bangsa dan negara ke depan bergantung pada generasi penerus yang tidak hanya sehat fisik dan rohani, namun berakhlak serta cerdas. Fenomena stunting merupakan penghambat tujuan tersebut.
Ia menyatakan, meskipun Bali mendapat predikat angka terendah stunting secara nasional, namun semua pihak tidak boleh lengah. Semua stakeholder harus bahu membahu menghapus stunting di Bali. ”Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri karena butuh peranan semua pihak. Pemerintah mungkin bisa mengeluarkan skema dan rencana pencegahan. Tapi tetap ujung tombak pencegahan stunting ada di masyarakat terutama keluarga,” terangnya.
Lebih lanjut Ny. Putri Koster mengungkapkan, TP PKK Provinsi Bali mempunyai program dibagi menjadi dua yakni, sosialisasi dan aksi sosial. Dalam program sosialisasi, menurutnya menjadi ajang penyebaran informasi tentang bahaya stunting serta kiat-kiat mencegah stunting. Sedangkan aksi sosial PKK langsung terjun memberikan bantuan kepada masyarakat, terutama kepada bayi, balita dan Ibu hamil guna mencegah stunting.
Sementara Ketua BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih mengatakan, indikator kesehatan anak-anak adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita serta angka stunting. Ia menjelaskan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi masih dalam kandungan. ”Pertumbuhan meliputi bertambahnya ukuran anak secara fisik. Sementara perkembangan berkaitan dengan perubahan kognitif berupa bertambah pintar dan spiritual. Jadi stunting gangguan pertumbuhan fisik dan mental,” jelasnya.
Sukardiasih sepakat dengan Ny. Putri Koster pencegahan stunting bisa dilakukan sejak dini, dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. ”Jika kebiasaan itu sudah ada minimal sejak remaja akan berguna jika kelak kita sudah menjadi Ibu,” imbuhnya.
Ia sepakat jika pencegahan stunting bukan hanya ranah kesehatan semata, namun menjadi tanggung jawab bersama. Karena penyebab stunting adalah multifaktor, sehingga stakeholder yang menangani harus lintas sektor, tak terkecuali masyarakat itu sendiri.
Duta Genre Provinsi Bali 2021 Marssel mengatakan, duta Genre adalah duta Generasi Berencana di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKKBN sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian memiliki tugas kependudukan dan menyiapkan keluarga berkualitas mengadakan pemilihan duta Genre untuk remaja.
Berbagai kegiatan, kata dia, telah dilakukan untuk mencegah angka stunting, seperti sosialisasi yang dilaksanakan langsung maupun melalui webinar. Ia mengaku, pihaknya terus mengedukasi para remaja aga terus mengaplikasikan gaya hidup sehat, seperti makan makanan dengan gizi seimbang dan sesuai kebutuhan serta berolah raga. ”Kita tahu kebiasaan para remaja saat ini suka makan junk food atau malas bergerak karena sudah asik dengan gadget. Kita berusaha mengedukasi mereka. Stunting tidak hanya tergantung dengan kondisi saat bayi masih dalam kandungan. Namun kondisi kesehatan orang tua, bahkan kondisi kesehatan calon orang tua saat masih remaja sangat menentukan,” tandasnya.