Internasional

Kota Denpasar Ikuti Konferensi OWHC Asia-Pasifik 2025 di Hue City, Vietnam
Diterbitkan: 15 Oktober 2025, 16:08 | Diperbarui: 16 Oktober 2025, 20:23

VIETNAM, FORUMKEADILANBali.com –  Kota Denpasar kembali menegaskan komitmennya sebagai kota kreatif berwawasan budaya, melalui keikutsertaan dalam ”5th Organization of World Heritage Cities (OWHC) Asia-Pacific Regional Conference 2025”, diselenggarakan di Hue City, Vietnam, Selasa (15/10/2025).

Dalam forum bergengsi mengangkat tema ”Meregenerasi Urbanitas-Warisan Budaya sebagai Sumber Inovasi Kota Berkelanjutan”, hadir mewakili Kota Denpasar, Sekretaris Daerah Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana didampingi Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Kota Denpasar, Dr. Komang Agus Indra Wirawan.

Anggota Kelompok Ahli Bidang Pembangunan dan Budaya Kota Denpasar, Dr, Komang Agus Indra Wirawan memaparkan, Kota Denpasar tumbuh di atas fondasi warisan budaya yang kuat, berlandaskan filosofi Tri Hita Karana, yakni keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan, serta spirit Vasudhaiva Kutumbakam bermakna seluruh umat manusia adalah satu keluarga. ”Kami meyakini warisan budaya bukanlah beban masa lalu, tetapi fondasi bagi masa depan berkelanjutan. Regenerasi kota bersejarah harus mampu menghidupkan kembali ruang-ruang budaya sebagai sumber inovasi, kreativitas, dan harmoni sosial,” katanya.

Dr, Agus Indra Wirawan menyoroti sejumlah tantangan dihadapi kota-kota warisan budaya, seperti urbanisasi, tekanan pembangunan, dan globalisasi yang menggeser nilai-nilai lokal. Kota Denpasar sendiri merespons tantangan ini dengan beragam inisiatif yang memadukan pelestarian budaya dan inovasi teknologi, di antaranya Denpasar Heritage City Program, yakni revitalisasi kawasan bersejarah seperti Puri Kesiman, Pasar Badung, dan Pura Jagatnatha melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan akademisi.

Selain itu, terdapat Denpasar Festival (Denfest) merupakan ajang tahunan menampilkan seni, kriya, kuliner, dan inovasi kreatif untuk memperkuat identitas budaya masyarakat kota. Tak hanya sektor kesenian, Kota Denpasar juga memiliki perhatian terhadap konservasi Subak dan Lanskap Budaya, integrasi sistem subak dalam tata ruang kota sebagai upaya menjaga keseimbangan ekologis dan spiritual. ”Selain ada program Green Cultural Corridor Project, yaitu pengembangan jalur hijau yang menghubungkan taman kota, pura, dan situs budaya dengan desain pedestrian ramah lingkungan sesuai prinsip Tri Hita Karana,” jelasnya.

Baca Juga :  Anthony Ginting Ditaklukan Kanta Tsuneyama di Perempat Final Malaysia Open

Ia menyampaikan Kota Denpasar perlu berkomitmen menjadi model kota regeneratif berbasis warisan budaya di kawasan Asia-Pasifik. Beberapa arah strategis yang harus dikembangkan antara lain meningkatkan partisipasi masyarakat adat dan seniman lokal dalam perencanaan kota, mengembangkan platform digital ”Smart Heritage Denpasar” untuk dokumentasi, edukasi, dan promosi warisan budaya, dan membangun kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas kreatif dalam pengembangan inovasi budaya. ”Regenerasi kota bukan hanya tentang bangunan, tetapi tentang menjaga jiwa masyarakat yang hidup di dalamnya. Dengan semangat Tri Hita Karana dan Basudewa Kutumbakam, Denpasar siap menjadi kota budaya yang berdaya saing global dan berkelanjutan,” paparnya. (pas)

Shares: