FORUM Keadilan Bali – Gerakan mensosialisasikan cegah stunting itu penting terus digelorakan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali yang diketuai Ny. Putri Suastini Koster, bersinergi dengan instansi terkait yang membidangi.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster saat mengisi dialog ”Perempuan Bali Bicara”, di Studio Bali TV, Jumat (19/8).
Ny. Putri Koster menjelaskan, Bali saat ini mencatat angka stunting berada di angka 10,9% masih termasuk terendah jika dibandingkan Provinsi se-Indonesia. Namun angka stunting harus diperkecil jumlahnya dengan segala upaya melibatkan kader PKK se-Bali, instansi pemerintah terkait sehingga kasus stunting tidak menjadi momok menakutkan bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Pasalnya, sebuah negara akan maju dan berkembang apabila memiliki generasi sehat, kuat dan cerdas untuk memimpin. Pola pikir kecerdasan manusia terletak pada kesehatan fisik yang baik akan mempengaruhi daya nalar dalam mengambil keputusan. ”Melahirkan generasi sehat, kuat, cerdas dan bebas stunting menjadi tanggung jawab orang tua secara internal memberikan pengetahuan sejak dini kepada anak-anaknya, khususnya anak perempuan yang nantinya sebagai calon ibu menjaga pola makan, pola tidur, pola pikir positif. Selain penggunaan gadget tidak berlebihan dan wajib mengkonsumsi tablet penambah darah semasa remaja,’’ katanya.
Ny. Putri Koster mengungkapkan setelah tumbuh menjadi remaja, anak perempuan atau calon ibu jangan sampai lepas dari informasi pentingnya menjaga kesehatan. Selepas dilahirkan, bayi harus tetap mendapatkan perhatian lebih terkait asupan gizi yang lengkap, ASI eksklusif minimal 6 bulan, pengetahuan makanan tambahan bagi bayi agar tidak mengganggu pencernaan. Bain bayi wajib mendapatkan perhatian dan asupan gizi yang lengkap bagi pertumbuhan dan perkembangan di 1000 hari pertama kehidupannya termasuk masih berada di dalam kandungan ibunya. ”Anak-anak jangan dibiarkan tumbuh sendiri tanpa perhatian dapat kehilangan arah. Bahkan mereka bisa tumbuh dengan perasaan kesepian. Sesibuk-sibuknya orangtua, marilah kita tetap pandai mengatur waktu untuk bekerja mencari nafkah hidup dan membagi waktu dengan anak-anak dan keluarga. Karena keharmonisan keluarga berawal dari perhatian yang melekat pada orang tua untuk anak-anaknya,” imbuh Ny. Putri Koster.
Mengangkat tema “Cegah Stunting Melalui Pola Asuh”, Ny. Putri Koster menggandeng Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih tidak lelah meminta kepada masyarakat Bali untuk tidak lalai dalam menjaga tumbuh kembang anak. Menjaga perhatian mereka terhadap anak-anak khususnya pola makan dan pola tidur agar tidak mengganggu perkembangan organ tubuh anak-anak kita. Apabila perkembangan fisik terganggu akibat adanya gangguan perkembangan organ tubuh, nanti serta merta juga akan membuat gangguan otak yang berdampak pada kecerdasan anak, sehingga lambat menerima dan mencerna informasi.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih menambahkan pentingnya pola asuh melalui perhatian sangat mempengaruhi kecerdasan anak. ”Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh dalam tekanan sehingga mempengaruhi nafsu makan yang nantinya juga bisa menyebabkan mereka mengalami kondisi susah tidur karena anemia akut, menjadikan salah satu faktor penyebab stunting itu terjadi. Secara medis stunting atau kondisi gangguan pada tumbuh kembang anak itu bukan genetik, melainkan terjadinya karena kurangnya perhatian pola asuh anak yang baik dan tepat,” ungkapnya.
Dia menerangkan kehidupan berdampingan dengan lingkungan selain keluarga penuh toleransi, penuh kasih sayang dan perhatian perlu disadari konsep hidup saling asah, saling asih dan saling asuh itu penting bagi kenyamanan batin secara naluriah akan membawa manusia dapat menumbuhkan rasa bahagia, berpikir positif dan memberikan kasih sayang terhadap sesamanya.