FORUM Keadilan Bali – Melestarikan budaya Bali terus ditingkatkan, Desa Dangin Puri Kangin menggelar lomba penjor diikuti tujuh banjar masuk wilayah desa setempat, Rabu (3/5).

Perbekel Desa Dangin Puri Kangin I Wayan Sulatra mendampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara mengatakan, lomba penjor selain menampilkn estetika, salah satu kriteria penilaian lomba yang dilaksanakan di Jaba Pura Swagina Taman Sari, Jalan Angsoka adalah komponen dipakai harus menggunakan bahan alami. Seperti janur, slepan (daun kelapa), ron dan ambu. Panita melarang pemakaian gabus atau plastik pembuatan penjor. ”Kami menggelar lomba untuk melestarikan budaya dan tradisi dan nilai-nilai agama. Lomba ini bertepatan Pujawali di Pura Swagina Taman Sari. Kami  ingin mengedukasi warga penggunaan bahan alami,” katanya.

Sulatra menyampaikan anstusiasme krama yang ada di tujuh banjar mengikuti lomba penjor cukup tinggi. Ini dapat terlihat dari hasil karya penjor peserta yang apik. Penentuan pemenang melalui penilaian dewan juri berasal dari Dinas Kebudayaa Kota Denpasar.

Setelah melalui penjurian ketat, Sulatra menjelaskan, terdapat tiga pemenang yang berhasil menjuarai lomba, juara 1 diraih Banjar Mertha Rauh Kaja. Disusul juara 2 Banjar Kertha Bhuwana dan posisi 3 ditempai Banjar Kertha Bhuwana Kaja. ”Pemenang kita berikan dana pembinaan dan sertifikat. Peserta yang lain kita  berikan sertifikat. Astungkara ke depan akan ada lomba semacam ini lagi agar para generasi muda dapat memahami filosofi penjor,” terangnya.