FORUM Keadilan Bali – Festival Legong Keraton Lasem VIII se-Bali merupakan kolaborasi Pemerintah Kota Denpasar bersama Puri Agung Denpasar dibuka Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana di Jaba Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Sabtu (4/11).
Festival Legong Keraton Lasem diharapkan menjadi wahana penguatan dan pelestarian kesenian klasik palegongan, khususnya Tari Legong Keraton Lasem di Kota Denpasar. Hadir dalam kesempatan tersebut, Pangelingsir Puri Agung Denpasar A.A Ngurah Wira Bima Wikrama, Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka, Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Dwi Wahyuning Kristiansanti, Camat Denpasar Timur Ni Ketut Sri Karywawati, Konsultan Seni Kota Denpasar, serta undangan lainnya.
Bima Wikrama menjelaskan Festival Legong Keraton Lasem ini merupakan langkah nyata dalam mendukung dan menguatkan kesenian klasik, khususnya palegongan di Kota Denpasar. Melalui Festival Legong diharapkan kesenian palegongan tetap eksis sebagai kesenian klasik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Bima Wikrama mengungkapkan selain melestarikan kesenian Tari Legong Keraton Lasem, lomba ini diharapkan dapat memperkenalkan sejak dini Tari Legong Keraton Lasem. ”Tarian ini merupakan dasar dari seluruh jenis tari Bali,’’ ujarnya.
Dia menambahkan lomba ini khusus siswa Sekolah Dasar (SD) dengan materi Legong Keraton Lasem menggunakan kaset Aneka Record STSI Vol. 5. Kegiatan yang dilaksanakan kali kedelapan akan memperebutkan Piala Bergilir Walikota Denpasar. Hingga saat ini 28 kelompok dengan jumlah peserta 84 orang telah terdaftar mengikuti lomba. ”Harapan kami melalui loma ini dapat mendukung pelestarian kesenian klasik Legong Keraton Lasem di Kota Denpasar,” ucapnya.
Sementara Sekda Alit Wirdana mewakili Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mendukung penuh pelaksanaan lomba ini.Ia memberikan apresiasi atas dukungan pelestarian kesenian klasik Bali, khususnya Tari Legong Keraton Lasem.
Sekda Alit Wiradana berharap lomba ini mampu mendukung penguatan kesenian klasik Tari Legong. Apalagi kesenian Tari Legong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO. Sehingga upaya pelestarian berkelanjutan harus terus dioptimalkan, baik dari sisi pembinaan hingga penyediaan ruang kreativitas. ”Semoga kegiatan ini dapat menjaring bibit-bibit serta generasi baru penari legong, khususnya Legong Keraton Lasem di Kota Denpasar,” tuturnya.
Festival Tari Legong Keraton Lasem akan memeprebutkan Piala Bergilir Walikota Denpasar. Selain itu, festival ini akan memperebutkan Juara I, II dan III, Harapan I, II dan III serta penampilan terbaik individu.