FORUM Keadilan Bali – Bendesa Madya MDA Kabupaten Klungkung, Dewa Made Tirta menyambut kehadiran Manggala Paiketan Krama Istri (PAKIS) TIA Kusuma Wardani dan rombongan serangkaian pelaksanaan pelatihan tata busana adat diikuti puluhan pemilik salon dan perias pengantin dari empat kecamatan di Kabupaten Klungkung.
Pelatihan tata busana adat ini dilaksanakan berkelanjutan dari satu kabupaten ke kabupaten lain dengan harapan tumbuh sinergitas antara PAKIS Provinsi Bali dengan PAKIS di masing-masing Kabupaten dalam mensosialisasikan tugas-tugas pokok menjaga budaya dan adat Bali tetap lestari dan tidak tergeser oleh perkembangan zaman. ”Penggunaan payas utama dan payas madya dalam kehidupan adat di Bali saat ini semakin rancu harus diperhatikan dan dikembalikan penggunaannya kepada pakem yang sudah ada. Sesuai sekta dan aliran di Bali, penggunaan pakaian dan payasan sudah diatur penggunaannya sesuai tingkatan upacara dan jenis yadnya yang diselenggarakan,” tegas Manggala PAKIS Provinsi Bali TIA Kusuma Wardani di sela-sela pembukaan pelatihan tata busana adat payas utama dan payas madya, di Kantor MDA Klungkung, Selasa (5/7).
TIA Kusuma Wardani menjelaskan, penggunaan payas utama dan payas madya terus disosialisasikan agar pergeseran penggunaan pakaian payas utama dan payas madya tidak menghilangkan nilai-nilai kesakralan yang sudah melekat sejak dulu. ”Penggunaan payas utama dan payas madya sudah diterapkan sejak zaman kerajaan dulu. Payas utama, selain digunakan para raja yang ada, juga disesuaikan dengan tingkatan upacara. Berbeda saat ini dengan mudah kita menemukan payas utama. Bisa kita jumpai saat penyambutan tamu kenegaraan atau sejumlah acara yang bersifat seremonial. Jika dibiarkan secara perlahan penggunaan payas utama dan payas madya busana adat Bali akan tergeser,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, perlu ada perhatian pelestarian penggunaan busana adat payas utama dan payas madya agar tidak menghancurkan budaya itu sendiri. Selain itu, sasaran utama yang disosialisasikan adalah pemilik salon dan perias pengantin. Peran serta seluruh komponen sangat diperlukan agar semua sadar akan fungsi strata busana adat Bali payas utama dan payas madya disesuaikan dengan tingkatan upacara yadnya.
Bendesa Madya MDA Kabupaten Klungkung, Dewa Made Tirta mengatakan, lembaga adat di Majelis Desa Adat (MDA) sudah berupaya melestarikan budaya dan adat di Bali. Selain banten, pelestarian penggunaan pakaian adat termasuk penggunaan payas utama dan payas madya tetap kuat menjadi pakem busana yang dapat dipertahankan dan menjadi kekayaan adat Bali.
Dewa Tirta mengungkapkan, pembedaan penggunaan pusung tagel, pusung kupu-kupu dan pusung gonjer adalah salah satu sosialisasi yang diberikan dalam pelatihan tata busana adat payas utama dan payas madya. Karena penting pemahaman terhadap tata-titi dalam berperilaku juga harus menjaga ciri khas dan budaya masyarakat Bali ketimuran dengan etika dan sopan santun.
Sosialisasi dilakukan bergiliran dari satu kabupaten ke kabupaten lain agar masing-masing kabupaten memiliki ciri khas payas utama dan payas madya sehingga dapat mempertahankan pakem yang sudah dimiliki sejak dulu. Selain itu, keberadaan PAKIS diharapkan mampu menjaga solidaritas persaudaraan warga yang ada di seluruh Bali. ”Perbedaan itu adalah warna-warni memunculkan keindahan layaknya pelangi. Dengan perbedaan itu kita menjadi unik dan berbagai karakter dapat kita temui. Namun jangan sampai sebuah perbedaan menjadi penyebab hancurnya persaudaraan dan wilayah kita,” imbuhnya.
Setelah membuka pelaksanaan pelatihan tata busana adat payas utama dan payas madya, Manggala PAKIS Provinsi Bali TIA Kusuma Wardani melanjutkan program Tresna lan Punia di Wantilan Bale Subak Lepang, Desa Adat Lepang, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung berupa bantuan beras masing-masing 20 kg, minyak goreng, telur dan susu diserahkan kepada 100 warga yang membutuhkan yakni mereka yang tergolong lanjut usia, ibu hamil, disabilitas, pecalang, yowana dan balita.