FORU Keadilan Bali – Bunda PAUD yang juga Bunda Literasi Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara meninjau pelaksanaan dua kegiatan bertemakan pendidikan, yakni transisi PAUD-SD menyenangkan Kecamatan Denpasar Barat, dan Festival Literasi Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (27/1).
Ny. Antari Jaya Negara didamping Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, dan Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, Bunda PAUD Kecamatan, Bunda PAUD Desa/Kelurahan.
Di Kecamatan Denpasar Barat, kegiatan transisi PAUD-SD dilaksanakan di Aula SDN 9 Padangsambian menghadirkan tenaga pendidik PAUD maupun SD. Bertajuk ”Belajar Bersama”, kegiatan ini diisi sharing materi dari psikolog Evi Wirayanti.
Bunda Kecamatan Denpasar Barat Ny. Nanik Purwanasara mengatakan kegiatan ini memantapkan pemahaman seputar program transisi PAUD-SD, terutama bagi tenaga pendidik.”Kita undang tenaga pendidik PAUD dan SD di Kecamatan Denbar untuk sharing ilmu dan pengalaman. Diharapkan apa yang berkaitan dengan transisi PAUD-SD dapat dilaksanakan,” katanya.
Sementara itu, Ny. Antari Jaya Negara menyampaikan program transisi PAUD-SD yang menyenangkan perlu ditunjang pemahaman yang baik dari semua kalangan. Membangun komunikasi dan sinergitas dari tenaga pendidik, orang tua maupun pemerintah. ”Saya harap tenaga pendidik maupun Bunda PAUD dapat mempergunakan kesempatan ini untuk bisa bertanya dan berbagi pengalaman, dalam proses mengajar anak didik. Sehingga tujuan transisi PAUD-SD menyenangkan dapat terealisasi dengan baik,” ujarnya.
Usai menyambangi tenaga pendidik PAUD-SD di Kecamatan Denbar, Antari Jaya Negara beserta rombongan bergerak melihat pelaksanaan Festival Literasi diadakan di halaman kantor Kecamatan Denpasar Utara.
Ny. Antari Jaya Negara berkesempatan melihat aktivitas literasi dilakukan siswa. Seperti Padma Widya, workshop eksplorasi literasi, aneka lomba serta literasi kesehatan. Dia berharap semoga pengembangan literasi dapat dikembangkankan tak hanya di sekolah, melainkan juga di lingkungan masyarakat dan keluarga. ”Literasi di masa kini tidak hanya berbicara seputar membaca buku. Namun apa yang bisa dikembangkan dari hasil membaca tersebut. Konsep literasi berbasis inklusi sosial harus terus dilakukan untuk membentuk masyarakat yang unggul,” katanya.