FORUM Keadilan Bali – Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar menggelar talkshow “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” di Gedung Sewaka Dharma Lumintang Denpasar, Jumat (9/12).
Acara dibuka istri Wakil Walikota Denpasar sekaligus Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa Hadir Ketua Gatriwara Kota Denpasar Purnawati Ngurah Gede, Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, Ketua Persit Kartika Candra Kirana Cabang XXXIV Kodim 1611/Badung Ny. Kiki Dodi Triyo Hadi dan Istri Wakasat Reskrim Bhayangkari Kota Denpasar Farida Andre.
Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa mengatakan, peringatan Hari Ibu ke-94 upaya bangsa Indonesia mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Peringatan Hari Ibu sebagai momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan Indonesia.
Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa mengatakan, sejak dahulu perempuan Indonesia telah berdaya, kuat, tangguh dan berdedikasi. Namun dari masa ke masa dalam berbagai aspek kehidupan, perempuan masih memiliki keterbatasan karena segelintir stigma berkembang di masyarakat sering tidak menguntungkan kaum perempuan. Bahkan dewasa ini perempuan masih kerap dibatasi dengan berbagai pilihan tertentu menjadi perdebatan seperti halnya memilih bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. ”Apapun pilihannya peran tersebut sama baiknya dan tidak ada lebih unggul atau lebih kurang. Perempuan memilih berkarir bukan berarti mereka melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu, istri maupun sebagai masyarakat,” ucapnya.
Menurut Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa perempuan mempunyai kemampuan multi peran. Perempuan telah berdaya dapat menjalankan semua peranan dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan. Menjadi perempuan berdaya harus datang dari dalam diri dan hati. Perempuan harus memiliki kekuatan melakukan hal hal positif dalam kehidupan sekaligus membuat pilihan dalam hidupnya. Ketika perempuan masih terkungkung dan tidak mampu membuat pilihan atas hidupnya sendiri saat itu perempuan tidak berdaya. Tidak kalah penting dimiliki seorang perempuan mampu mengenali potensi dirinya, percaya diri atau apa value yang ada di dalam dirinya, mampu menghargai dan mencintai dirinya serta orang disekitar. Perempuan akan mencari cara untuk berdaya dan menjadi perempuan mandiri dan dapat berguna bagi lingkungan sekitar dan masyarakat. ”Melalui talkshow ini diharapkan dapat memberikan pencerahan dan motivasi kepada perempuan hebat yang ada,” harapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar, I Gusti Agung Sri Wetrawati menambahkan, perempuan sekarang tidak seperti zaman dulu. Perempuan tidak hanya menerima proses saja, namun harus berdaya dan terlibat dalam proses pembangunan. Memonitoring apa pembangunan sudah berjalan dengan aspirasi perempuan. Kalau perempuan tidak dilibatkan dalam pembangunan akan menjadi beban dalam pembangunan itu sendiri. Mengingat perempuan berdaya dari unsur paling kecil yakni tingkat desa, banjar dan kota. ”Kita berharap perempuan harus berdaya dan terlibat dalam pembangunan. Bahkan di Kota Denpasar perempuan terlibat dalam politik sangat kecil harus dicari disebabkan. Apak ada unsur lain yang mempengaruhi,” katanya.