Nasional

Ny. Putri Koster Ajak Warga Nusa Penida Ubah Pola Pikir, Sampah Harus Selesai di Sumbernya  
Diterbitkan: 12 November 2025, 19:51

KLUNGKUNG, FORUMKEADILANBali.com – Duta Percepatan Penanganan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster menyerukan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga agar dapat diselesaikan di sumbernya.

Hal tersebut disampaikan disela-sela sosialisasi percepatan PSBS dan pembatasan sampah sekali pakai di Balai Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Rabu (12/11/2025).

Ny. Putri Koster tampil anggun mengenakan kain tenun rangrang khas Nusa Penida, mengawali dengan apresiasi terhadap kearifan lokal para leluhur. ”Betapa hebatnya leluhur kita membuat tenun yang luar biasa. Saya mendorong agar tenun rangrang memiliki hak cipta indikasi geografis. Harus dibuat di Nusa Penida saja agar nilai budayanya tetap lestari,” ujarnya.

Sebagai Duta PSBS, Ny. Putri Koster menjelaskan gerakan ini bagian dari Gerakan Palemahan Kedas menjaga kebersihan lingkungan Bali dari hulu hingga hilir. ”Saya hadir di sini sebagai Duta PSBS. Ini adalah kecamatan ke-51 yang kami sambangi. Target kami, November selesai sosialisasi, Desember evaluasi, dan tahun 2026 sudah masuk tahap monitoring,” katanya.

Ny. Putri Koster mengingatkan masyarakat tidak mengulangi kesalahan seperti terjadi di TPA Suwung, Denpasar menampung sampah dari empat kabupaten/kota selama puluhan tahun hingga menggunung setinggi 35 meter. ”Empat kabupaten/kota membuang sampah di lahan 32 hektare di Suwung. Itu menjadi gunung sampah yang kini menjadi musibah lingkungan dan kesehatan. Apakah kita mau hal itu terjadi di Nusa Penida? Tentu tidak,” tegasnya.

Ia menegaskan penanganan sampah harus berlandaskan regulasi yang sudah kuat di Bali, antara lain Pergub No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, serta Pergub No. 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber. Regulasi ini sudah ada, tapi tidak cukup hanya di atas kertas. ”Kita perlu implementasi nyata dengan gotong royong pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Bupati Giri Prasta Terima Entry Meeting Pemeriksaan Interim LKPD 2024

Ny. Putri Koster mengajak masyarakat mengubah cara pandang terhadap sampah, bukan sekadar dibuang, melainkan diolah agar bernilai guna. ”Sampah bukan lagi barang buangan. Kalau dibiarkan, membusuk dan menimbulkan penyakit. Tapi kalau dikelola, bisa jadi pupuk organik menyuburkan tanah,” jelasnya.

Ia memaparkan konsep pengelolaan sampah organik di sumber melalui komposter serta sistem teba modern yang menggunakan mikroba cair untuk mempercepat penguraian. Cairan dari komposter itu bisa jadi pupuk cair, tanah jadi subur tanpa bau busuk. ”Mari kita ketuk kesadaran masyarakat agar menyelesaikan sampah di sumbernya,” ucapnya penuh semangat.

Sementara sampah anorganik, lanjutnya, harus dipilah dan diarahkan ke TPS3R diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan.

Ny. Putri Koster mengingatkan masyarakat senantiasa menjaga kesucian dan keindahan Pulau Nusa Penida, terutama di area suci seperti pura. ”Mari kita jaga parahyangan di pulau ini. Jangan tinggalkan sampah di areal pura. Jangan sampai karena pariwisata, Nusa Penida kehilangan taksunya sebagai pulau eksotis dan sakral,” pesan Ny. Putri Koster sembari menambahkan budaya Bali harus tetap menjadi dasar pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Sementara Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung, Ny. Eva Satria mengatakan persoalan sampah menjadi program prioritas sangat mendesak di daerahnya. ”Saya berharap bapak/ibu melaksanakan apa yang disampaikan Ibu Duta PSBS di rumah tangga masing-masing, dan menularkan ke lingkungan sekitar. Mari kita wujudkan Klungkung yang bersih dan sehat,” ujarnya.

Ny. Eva Satria menyampaikan dirinya telah ditetapkan sebagai Duta PSBS Kabupaten Klungkung melalui Surat Keputusan Bupati Klungkung, dan telah menggerakkan aksi bersih-bersih di seluruh kecamatan bersama kader TP PKK dan masyarakat desa.

Camat Nusa Penida I Kadek Yoga Kusuma, menyampaikan Nusa Penida terdiri atas 16 desa adat dan 180 banjar dengan dominasi mata pencaharian di sektor pariwisata. ”Kami terus berupaya mengembangkan pengelolaan sampah berbasis sumber, termasuk menggandeng komunitas seperti Lembongan Recycling. Informasi dan sosialisasi hari ini akan kami teruskan kepada seluruh masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Cegah Warga Mabuk, Satpol PP Jaga Lapangan Puputan Badung Hingga Pukul 01.00 Wita

Sementara itu, Kelompok Ahli PSBS Ni Luh Reniti menambahkan cita-cita PSBS menjadikan Nusa Penida sebagai Green Island. ”Hanya di Bali ada program PSBS. Ini diluncurkan Bapak Gubernur dan sudah mendapat perhatian dunia. Nusa Penida punya potensi besar, tinggal kemauan masyarakat memilah dan mengolah,” ujarnya.

Pegiat Lingkungan Gusti Rai Ari Temaja (Gung Nik) dari komunitas Gila Selingkuh (Giat Lestarikan Alam, Selamatkan Lingkungan Hidup) mengingatkan keberhasilan pengelolaan sampah bergantung pada prinsip 5K, yakni kemauan diri sendiri, kemampuan otak dan otot, kesadaran dasar, ketegasan, dan keberhasilan untuk masa depan. (fkb/pas)

Shares: