FOUM Keadilan Bali – Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Sekda Kota Denpasar mengikuti prosesi ngajum serangkaian Palebon Nyawa Ngasti Wedana Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan, Raja Denpasar IX di Puri Agung Denpasar, Kamis (15/6).
Puncak karya palebon akan dilaksanakan pada Buda Pon Tolu, 21 Juni 2023 mendatang. Hadir dalam kesempatan tersebut, Panglingsir Puri Klungkung Ida Dalem Semara Putra, Panglingsir Puri Mengwi AA Gede Agung, Kajari Denpasar Rudy Hartono, jajaran Forkopimda Kota Denpasar, serta undangan lainnya. Selain prosesi ngajum, juga dilaksanakan upacara manah toya ning, masuci ke Pura Tambangan Badung, mentar rayunan, ngaturang pamuspan ogoh-ogoh dan tarpana Agung Munggah Bea.
Wali Kota Denpasar Jaya Negara mengatakan Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan atau Raja Denpasar IX merupakan sosok yang berjasa bagi Kota Denpasar. Sepirit perjuangan leluhur di Puri Agung Denpasar dikenal dengan mati tan tumut pejah menjadi semangat Kota Denpasar diwujudkan dengan Pura Dhipa Bara Bhavana. Sehingga kewajiban pemerintah adalah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. ”Kalau dulu Beliau berjuang melawan penjajah, kini Pemkot Denpasar terus berjuang dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat lewat berbagai program pembangunan dan inovasi pelayanan,” ujarnya.
Lebih lanjut Jaya Negara mengemukakan masyarakat Denpasar berduka dan merasa kehilangan atas berpulangnya Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan. Ia berharap seluruh rangkaian aelebon Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berjalan lancar dan labda karya. ”Berkat jasa besar Beliau kita masyarakat Denpasar berduka dan merasa kehilangan. Kita hanya bisa berdoa agar Beliau mendapatkan tempat yang layak sesuai amal bhaktinya. Semoga Beliau selalu menuntun kita bersama,” ucapnya.
Putra pertama Raja Denpasar IX, Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan, tingkatan upacara utama. Pamereman (bade) menggunakan tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga lembu menggunakan lembu putih.
Sementara itu, Pangarajeg Karya Ida Bagus Gede Pidada mengatakan, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan sudah menjalankan dwijati layaknya Ida Sulinggih. Upacara yang digelar menggunakan tingkatan utama bernama Sawa Ngasti Wedana. ”Ida Cokorda melaksanakan dwijati sehingga statusnya sama dengan Ida Sulinggih. Ngadeg dua kali, yakni saat ngalelet dan saat puncak upacara dengan tingkatan upakara Nyatur Rebah,” ujarnya.