FORUM Keadilan Bali – Ratusan umat Hindu di Kota Denpasar dan sekitar memenuhi Aula Kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar, Minggu (19/11).
Umat hadir mengikuti teknikal meeting acara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Matatah Masal 2023 digelar PHDI Kota Denpasar, Sabtu (25/11).
”Ratusan 416 umat telah mendaftar dan menjadi peserta pada upacara digelar sebagai wujud pelayanan PHDI Kota Denpasar bagi umat Hindu di Kota Denpasar dan sekitarnya,” jelas Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka, S.Pd., M.Pd., didampingi Sekretaris PHDI Putu Aditama, kepada awka media Selasa (21/11).
Arka menyatakan upacara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Matatah merupakan yadnya yang menjadi kewajiban para orangtua sebagai bentuk kasih sayang kepada anaknya. ”PHDI Kota Denpasar memfasilitasi upacara ini agar umat Hindu diringankan,” ujarnya.
Arka menjelaskan pelaksanaan secara bersama-sama ini guna menghapus stigma bahwa upacara dan yadnya di Bali menelan biaya besar dan cenderung dinilai menjadi beban bagi sebagian masyarakat yang belum paham makna yadnya. “”Upcara ini dilaksanakan untuk memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong sebagai wujud spirit Vasudhaiva Kutubhakam menjadi nilai luhur bagi keharmonisan dan perekat masyarakat Bali selama ini,” jelasnya.
Arka menyampaikan acara akan diselenggarakan di Pura Lokananta Denpasar Sabtu (25/11). Peserta diharapkan mengenakan busana sembahyang pakaian putih kuning madya, sesuai kesepakatan telah dibuat. Diminta rangkaian acara serta tata tertib wajib diikuti peserta dan pendampingnya. ”Kepatuhan peserta mengikuti arahan acara dan tata tertib selama pelaksanaan akan memperlancar jalannya acara,” ujar dosen pariwisata ini seraya menambahkan banyaknya peserta mengikuti yadnya rencananya digelar rutin.
Sementara Sekretaris PHDI I Putu Aditama menjelaskan acara ini akan dipuput tujuh pinandita berasal dari berbagai soroh dan pasemetonan di Bali. ”Keberadaan para pinadita dari berbagai soroh ini diharapkan akan memberikan nilai sakral dan keberagaman pada acara tersebut,” jelas aktivis mahasiswa Hindu ini.
Aditama menuturkan rangkaian acara akan diisi beragam pagelaran seni budaya yang terkait upacara. Seperti wayang sapu leger, bondres dan tari-tarian lainnya.
Aditama menjelaskan dana pelaksanaan acara berasal dari punia peserta dan sumbangan dari para donatur yang peduli pada kegiatan keumatan digelar PHDI Kota Denpasar. ”Peserta berpunia seikhlasnya menjadi yadnya bagi anak yang diupacarai dan besarannya tidak ditentukan,” ujarnya.
Dia menambahkan pendanaan acara berasal dari para donatur dan punia pengurus PHDI Kota Denpasar. Pihaknya telah membentuk panitia dan mempersiapkan berbagai sarana prasarana yang diperlukan. ”Semoga acara berjalan lancar dan kegiatan ini dapat menjadi bentuk pelayanan PHDI Kota Denpasar bagi umat,” pungkasnya.