FORUM Keadilan Bali – Pemerintah Kota Denpasar terus membangun sinergitas bersama seluruh stakeholder mendukung optimalisasi penanganan sampah di Kota Denpasar.
Konsultan Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM) Bali tengah mengkaji penerapan pengelolaan sampah dengan paradigma baru lewat program PPAM. Hal tersebut terungkap saat leader Konsultan PPAM Bali Gede Suarja bersama tim beraudiensi dengan Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Kantor Walikota Denpasar, Jumat (19/1).
Wawali Arya Wibawa didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 DLHK Kota Denpasar Adi Wiguna, mengaku berteri makasih atas partisipasi dari konsultan Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM) mendukung penanganan persampahan di Kota Denpasar. Bahkan mendukung penuh setiap pihak ingin bersinergi dengan Pemerintah Kota Denpasar terkait pengelolaan sampah di Kota Denpasar. Hal ini penyelesaian permasalahan sampah memperlukan sinergitas lintas sektor, termasuk menggugah kesadaran masyarakat untuk aktif dalam memilah sampah. ”Pengelolaan sampah merupakan persoalan kompleks. Bila ada sumbangan pemikiran dan gagasan bagus akan kami maksimalkan demi terciptanya tata kelola sampah yang sistematis dan baik di Kota Denpasar. Permasalahan sampah dapat kita selesaikan dari hulu ke hilir,” ujar Arya Wibawa.
Sementara Leader Konsultan PPAM Bali, Gede Suarja menjelaskan inovasi ini dikemas dalam program peningkatan peran aktif masyarakat terkait pengelolaan sampah dengan paradigma baru. Program dikembangkan Kementerian PUPR dan Kementerian lain serta didukung Bank Dunia penerapannya akan dilaksanakan di Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.
Dia menjelaskan program ini akan dilaksanakan mengedukasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan kesekolah – sekolah. Sehingga pengelolaan sampah dengan paradigma baru ini dapat dikatakan sebagai bentuk memantapkan program pengolahan sampah berbasis sumber yang selama ini telah berjalan di Kota Denpasar. ”Kita mengajak masyarakat memilah, mengolah dan memanfaatkan sampah sehingga yang tebuang hanya residu. Saat ini tim kami telah melakukan pemetaan database diwilayah Kota Denpasar mulai di desa dan kelurahan,” ujarnya.
Program ini direncanakan mulai kick-off Januari ini sampai tahun 2025. Ditargetkan diakhir 2025 seluruh wilayah di Kota Denpasar telah teredukasi dengan harapan minimal 20 persen masyarakat sudah berubah perilaku memilah dan mengolah sampah dengan paradigma baru ini. ”Kami telah menghimpun wilayah mana sudah melakukan pemilahan sampah langsung di sumbernya. Kami fokuskan membantu bila ada wilayah belum melakukannya dan mohon dukungan agar program ini berjalan lancar dan memberikan kemanfaatan optimal penanganan sampah di Kota Denpasar,” ucapnya.