FORUMKEADILANBali.com – Pengelola Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) diminta memproduksi atau membuat eco-enzyme sebagai upaya penganekaragaman produk olahan sampah. Eco-enzyme dapat dibuat dari sampah sisa sayur dan buah terbuang dan terangkut ke TPS 3R. Produksi eco-enzyme dapat menjadi salah satu pilihan dalam pengolahan dan pengurangan sampah, serta menjadi produk olahan sampah bernilai ekonomi.
Permintaan tersebut disampaikan Akademisi Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa I Nengah Muliarta disela-sela memberikan pelatihan pembuatan eco-enzyme pengelola TPS-3R di Desa Buahan serangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Warmadewa..
Muliarta menjelaskan eco-enzyme merupakan cairan fermentasi dihasilkan dari bahan organic. Seperti sisa-sisa buah, sayur, dan limbah dapur lainnya. Manfaatnya sangat beragam, termasuk sebagai pupuk organik, pestisida alami, dan pembersih ramah lingkungan. Dengan memproduksi eco-enzyme, pengelola TPS dapat mengurangi dampak negatif sampah dan memanfaatkannya secara produktif. ’’Eco-enzyme solusi berkelanjutan mengelola sampah. Dengan mengajak pengelola TPS untuk memproduksinya, kita berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pengolahan sampah secara bijaksana,” kata Muliarta.
Muliarta berharap cara pembuatan eco-enzyme disebarluaskan kepada masyarakat, sehingga setiap keluarga memiliki kemampuan membuat eco-enzyme. Jika hal ini mampu dilakukan maka konsep zero waste dari tingkat rumah tangga akan dapat diimplementasikan. Apalagi langkah ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali mengenai pengelolaan sampah berbasis sumber.
TPS 3R Buana Asri, Desa Buahan, I Wayan Triana mengaku akan mensosialisasikan pengolahan sampah sayur dan buah menjadi eco-enzyme. Diharapkan sampah dari rumah tangga masuk ke TPS 3R semakin berkurang, karena sudah diolah mulai dari rumah tangga. ”Pembuatan eco-enzyme bisa kita mulai dengan mensosialisasikan ke ibu rumah tangga, sehingga sisa sayur dan buah dapat diolah terlebih dahulu menjadi eco-enzyme di rumah masing-masing,” ujar Triana.
Sementara Koordinator KKN Unwar di Desa Buahan, Ayu Wijayanti mengakui pelatihan eco-enzyme merupakan salah satu program kerja disusun membantu desa dalam mengatasi permasalahan sampah, khususnya pemanfaatan sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
Ayu Wijayanti menuturkan pelatihan pembuatan eco-enzyme atas permintaan dari pengelola TPS 3R, dengan harapan mampu membuat produk olahan sampah yang semakin beragam. Pengolahan sampah menjadi produk selain kompos dibutuhkan menghasilkan penganekaragaman produk olahan sampah. ”Kami berharap apa yang dilakukan di sini dapat bermanfaat dan berkelanjutan,” ungkap Ayu Wijayanti. (nom)