FORUM Keadilan Bali – Public speaking merupakan seni berkomunikasi dilakukan secara lisan untuk menyampaikan ide, gagasan, pesan dan pendapat bertujuan menginformasikan, menghibur, mempengaruhi dan dilakukan di depan audiens dengan metode dan struktur tertentu. Hal tersebut dibutuhkan bagi perempuan masyarakat desa sehingga mempu menunjukkan diri sebagai pemimpin.
Hal itu disampaikan Ni Made Puspitasari, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Denpasar mewakili Kepala Dinas P3AP2KB, I Gusti Agung Sri Wetrawati disela-sela membuka workshop public speaking dan kepemimpinan bagi perempuan masyarakat desa, di Gedung Sewaka Dharma Denpasar, Rabu (31/5).
Pusputasari mengungkapkan, selama ini kaum perempuan sulit mengaktualisasi diri dalam pembangunan dilaksanakan di desa. Sehingga pembangunan yang dilakukan kurang mendapatkan masukan dari aspirasi kaum perempuan. ”Kami melihat kaum perempuan kurang berani berbicara dalam forum-forum desa sehingga aspirasinya kurang didengar,” ujar Puspitasari.
Meningkatkan kemampuan public speaking dan kepemimpinan kaum perempuan di desa, kata Puspitasri digelar pelatihan ini. Pelatihan berlangsung selama dua hari diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri kaum perempun di desa sehingga berani menyampaikan pendapatnya pada forum-forum desa. Karena itu, setiap pelaksanaan pembangunan di desa merupakan aspirasi semua lapisan masyarakat mulai dari laki-laki dan perempuan sampai anak-anak. Hal ini berdampak pada pemerataan pembangunan yang dilaksanakan di masing-masing desa.
Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan Kualitas Keluarga Data dan Informasi Dinas P3AP2KB, Putu Etik Sumartini yang juga ketua panitia menyampaikan pelatihan menyasar 50 orang peserta terdiri dari perempuan berasal dari Lembaga Kemasyarakatan Desa di Kota Denpasar. Kegiatan ini bertujuan agar peserta dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam hal kepemimpinan dan public speaking. Dengan demikian dapat memahami peran strategis di tingkat desa/ kelurahan. Selain tergerak berperan aktif dalam aktivitas kepemimpian perempuan di desa/kelurahan.
Salah seorang narasumber Dr. I Made Mahadi Sanata, S.STP, MAP., membawakan materi strategi pemimpin perempuan dalam melakukan perubahan di desa/kelurahan menyampaikan keterlibatan perempuan di semua tahapan pembangunan desa sangat menentukan. Hadirnya perempuan sebagai pemimpin di desa diharapkan menciptakan pemerintahan desa memiliki perspektif jender. Perempuan desa memiliki peran utama dalam pembangunan desa dan menentukan masa depan desa.
Ia mengapresiasi seluruh perempuan kepala desa berperan dalam membangun desanya di tengah tantangan dan hambatan yang berbeda-beda. ”Kita berharap perempuan desa mampu menyampaikan aspirasi setiap pembangunan desa,” ujarnya. (JF Analis Kebijakan Ahli Muda-I Gusti Ketut Sudiatmika)