• PHDI Badung Gelar Paruman Sulinggih Se-Kabupaten Badung

    FORUM Keadilan Bali – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Badung melaksanakan Paruman Sulinggih se-Kabupaten Badung, di Ruang Sidang Madya Gosana, Kantor DPRD Kabupaten Badung, Selasa (13/12).

    Paruman Sulinggih dibuka Dharma Upapati Provinsi Bali, Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari, Griya Wanasari Sangeh dan dihadiri para Sulinggih se-Badung, Bupati Badung diwakili Kepala Bidang Sejarah, Dinas Kebudayaan Badung Ni Nyoman Indrawati, Ketua Harian PHDI Bali I Nyoman Kenak, Ketua Harian PHDI Badung I Gede Rudia Adiputra, perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung, beserta para undangan lainnya. 

    Kepala Bidang Sejarah, Disbud Badung Ni Nyoman Indrawati menyampaikan atas nama Pemerintah Kabupaten Badung mengucapkan terimakasih sekaligus memberikan apresiasi atas terlaksananya Paruman Sulinggih diinisiasi PHDI Kabupaten Badung. Paruman Sulinggih memiliki tujuan penting dalam membuat sebuah keputusan akan dipakai dasar bagi masyarakat menjalankan swadharma sebagai umat Hindu. ”Melalui Paruman Sulinggih ini, kami harapkan munculnya ide-ide dan pemikiran dari para sulinggih sebagai penuntun umat, terlebih pandemi Covid-19. Di samping itu, adanya pengaruh global agar tidak menyurutkan sradha bhakti umat. Semoga jagat Badung mendapatkan kerahayuan,” ucapnya.

    Sementara Ketua Prawartaka Karya I Gusti Agung Ngurah Wiadnyana mengatakan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari hasil kajian telah dilaksanakan tim, dilanjutkan pembahasan para walaka, serta pembahasan oleh anggota Paruman Pandita sebelas orang Rabu (7/12). Hari ini membahas Paruman Pandita se-Kabupaten Badung yang diwakili 80 Griya. ”Tujuan paruman ini untuk mendapatkan kesepahaman dan kesamaan persepsi tentang materi yang disajikan, yang merupakan sebagian kecil dari keberagaman umat, dalam keseharian di keluarga maupun di lingkungan keluarga besar, penyungsung dadya maupun di desa adat,” jelasnya.

    Dari hasil paruman ini nantinya ada dua kategori yakni pertama, berupa keputusan diajukan menjadi materi Pesamuan Madya. Kedua, berupa rekomendasi dan usulan sebagai masukan dibahas dalam Pesamuan Madya. Dari kedua hasil tersebut agar ditindaklanjuti dalam Pesamuan Madya, akan dijadikan keputusan untuk dapat diterima atau dilaksanakan umat di Kabupaten Badung dalam keberagaman. Selanjutnya usulan maupun rekomendasi diajukan ke Pasamuan Madya Parisada Provinsi Bali.