FORUMKeadilanbali.com – Masih ada penderita toberkolosis (TBC) tidak meminum obat sesuai aturan sehingga menimbulkan gagal dalam pengobatan atau resistensi obat. Hal ini akan membawa dampak buruk bagi penderita karena sulit disembuhkan.
Hal tersebut disampaikan Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar dr. I Made Sudhana Satrigraha disela-sela peluncuran aplikasi ”Senter” (Sehat Tanpa Tuberculosis) menggandeng sekaligus berkerja sama dengan Universitas Bali Internasional (UNBI), Jumat (31/5) di Denpasar.
I Made Sudhana berharap adanya aplikasi dibuat UNBI penderita tidak ada lagi sampai telat, bahkan kelupaan minum obat. Menggingat dalam aplikasi ini terdapat pengingat melalui bentuk gamelan bagi penderita TB untuk minum obat. Sehingga pengawas minum obat dalam hal ini keluarga terdekat semakin dipermudah. ”Intinya aplikasi ini mempermudah para penderita selalu ingat minum obat,” ujarnya.
Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar IGN Wibawa mengungkapan saat ini kasus tuberkolosis (TB) di Kota Denpasar mengalami peningkatkan di tahun 2022 sebanyak 1.416 kasus, dan tahun 2023 sebanyak 1.858 kasus. Sebab, meningkatnya kesadaran masyarakat memeriksakan diri. ”Kami pantau selain penderita TB di keluarga, tapi keluarga tidak kena TB ikut memeriksakan diri. Sehingga diketahui lebih dini bila kena TB,” katanya.
Dia mengaku tidak memungkiri dari jumlah tersebut tidak semua penderita TB minum obat sesuai jadwal telah diberikan dari tim kesehatan. Bahkan ada berhenti total setelah minum obat beberpa hari. Tapi berdampak buruk terhadap penderita itu sendiri karena akan menjadi resistensi. Sedangkan dampak lain virus TB akan tetap bisa ditularkan kepada orang lain karena belum tuntasnya pengobatan. ”Adanya aplikasi dari UNBI, minimal kami dapat memantau pengobatan para pasien,”ujarnya.
Sementara Ketua Tim Aplikasi UNBI I Gusti Agung Ayu Satwikha Dewi mengatakan pembuatan aplikasi ini didasari saat ini semua komunikasi melalui digital. Ada keinginan membuat aplikasi bagi penderita TB, karena poses pengobatannya cukup lama yaitu enam bulan. Ia mencoba membantu Pemerintah Kota Denpasar, melalui Dinas Kesehatan terutama PPTI Cabang Kota Denpasar membuat aplikasi ”Senter” kegunaannya memnatau pengobatan penderita TB.
Dia menerangkan aplikasi ini fungsinya untuk mengingatkan penderita TB tidak lupa meminum obat. Aplikasi yang diinstall memalui android ini sebagai pengingat pasien untuk selalu minum obat tepat waktu berisikan informasi pasien, riwayat pasien sehingga mempermudah petugas PPTI mengawasi penderita TB yang sedang dalam proses pengobatan. Aplikasi ini pertama kali dibuat untuk membantu penderita TB dalam proses pengobatan. ”Kami harapkan dapat membantu para penderita TB melakukan pengobatan dengan tepat waktu,”harapnya. (I Gusti Ketut Sudiatmika,S.Sos.,MAP – Analis Kebijakan Ahli Muda)