FORUMKEADILANBali.com – PT Angkasa Pura Indonesia Bandara I Gusti Ngurah Rai buka posko terpadu monitoring angkutan Natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025, Rabu (18/12).
Posko Nataru akan beroperasi 24 jam setiap hari selama 19 hari, mulai 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025 berlokasi di area terminal kedatangan domestik.
Selain Angkasa Pura Indonesia, posko angkutan Nataru 2024/2025 akan didukung seluruh instansi di Bandara I Gusti Ngurah Rai, antara lain Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Denpasar, Kepolisian Resor Kawasan Bandara Ngurah Rai (Polres Bandara), TNI AU, Basarnas, dan BMKG. Selain itu, memantau dan mengatur situasi lalu lintas kendaraan dari dan menuju bandara, disiapkan Posko yang ditempatkan di loading dock internasional dan akan diisi oleh petugas Polres bandara, TNI AU, pecalang desa adat, dan personil operasional bandara.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab mengatakan, sebagai destinasi wisata, normalnya Bali akan dipadati wisatawan saat musim libur Natal dan tahun baru. Pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah persiapan. ’’Fokus pelayanan kami sesuai pilar perusahaan yakni Premises, terkait kesiapan infrastruktur dan fasilitas. Kemudian People, berupa kesiapan personel bandara serta Process yakni kolaborasi lintas instansi untuk memastikan operasional angkutan Nataru berjalan baik dan lancar,” ujarnya.
”Nataru tahun ini kami prediksi bandara akan dipadati 1,3 juta penumpang. Jika dibandingkan dengan Nataru tahun lalu terjadi pertumbuhan mencapai 10 persen. Demikian juga dengan trafik pesawat yang kami proyeksikan akan mencapai 7.800 pergerakan, naik hampir 4 persen. Kami akan menyiagakan lebih dari 1.300 personel untuk memastikan operasional bandara dapat berjalan selamat, aman, dan lancar,” katanya.
Lebih lanjut Ahmad Syaugi menerangkan dengan prediksi 1,3 juta penumpang, selama posko Nataru Bandara I Gusti Ngurah Rai akan melayani hampir 70 ribu pergerakan penumpang per hari. Jika dibandingkan rata-rata harian penumpang selama Januari sampai November yang mencapai 65 ribu, sehingga ada kenaikan 8 persen. Sedangkan trafik pesawat saat Nataru nanti akan ada 413 pergerakan atau lebih padat 7 persen dibandingkan rata-rata harian tahun ini yaitu sebanyak 387 pergerakan pesawat.
Ahmad Syugi menyampaikan saat pembukaan posko Nataru memproyeksikan puncak trafik libur Natal akan terjadi pada 20 Desember 2024 yaitu 489 pergerakan pesawat dengan jumlah penumpang tertinggi 83.635 orang. Puncak pasca Natal akan terjadi tanggal 26 Desember 2024 sebanyak 452 pergerakan pesawat, dengan perkiraan penumpang mencapai 81 ribu. Sedangkan puncak libur tahun baru diprediksi akan terjadi pada 29 Desember 2024 yaitu mencapai 503 pergerakan pesawat dan 80.766 pergerakan penumpang. Puncak arus balik terjadi pada 2 Januari 2025 diprediksi akan ada 467 pergerakan pesawat dengan estimasi 79.957 pergerakan penumpang.
Proyeksi peningkatan trafik pesawat dan penumpang, menurut Ahmad Syaugi, dihitung melihat tren pertumbuhan Nataru periode sebelumnya dan pengajuan penambahan penerbangan (extra flight). “Sampai dengan hari ini, kami telah menerima 449 permohonan extra flight dari 7 maskapai, yaitu 122 penerbangan dari Indonesia Air Asia, 88 dari Super Air Jet, 87 tambahan penerbangan dari maskapai Lion Air, 82 penerbangan milik Citilink, Garuda Indonesia menambah 30 penerbangan, Nam Air 22 penerbangan, dan Pelita Air mengajukan tambahan 18 penerbangan,” terangnya.
Ahmad Syaugi mnjelaskan seluruh extra flight akan melayani 7 penerbangan domestik dengan rute tertinggi pertama tujuan Jakarta (Cengkareng) sebanyak 265 penerbangan. Posisi kedua tujuan Surabaya terdapat tambahan 76 jadwal penerbangan, Makassar akan ada 38 tambahan penerbangan, Lombok 22 penerbangan, Pontianak di posisi kelima yaitu 12 penerbangan dan terakhir tujuan Banjarmasin 8 penerbangan.
Menghadapi angkutan Nataru 2024/2025 sekaligus memasuki musim hujan, kata Ahmad Syaugi Bandara I Gusti Ngurah Rai telah melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait. Selain menyusun langkah-langkah mitigasi untuk memastikan operasional penerbangan dan pelayanan kepada penumpang dapat tetap berjalan dengan baik, serta memastikan seluruh instansi terkait di bandara dapat menjalankan prosedur penanganan operasional saat terjadi gangguan cuaca. “Kami terus berupaya memberikan kepastian seluruh infrastruktur dan fasilitas di Bandara I Gusti Ngurah Rai dalam kondisi laik. Seperti tingkat kekesatan runway (skid resistant), alat bantu visual khususnya untuk keselamatan penerbangan, serta sistem kelistrikan. Kami juga intens melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap fasilitas/peralatan di bandara khususnya di area sisi udara, dan memastikan seluruh drainase berfungsi dengan baik,” imbunya.