FORUM Keadilan Bali – Inovasi Kota Denpasar dalam hal ini Radio Inklusi Menuju Kota Denpasar Maju dan Jaya (Raditya) berhasil masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2023.
Torehan prestasi tersebut berhasil diraih inovasi Raditya mengikuti seleksi finalis top inovasi pelayanan publik terdiri dari top 99 inovasi. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri PANRB No. 553 tahun 2023 tentang Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD tahun 2023.
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar, IB Alit Adhi Merta saat dikonfirmasi, Jumat (4/8) mengaku bersyukur atas keberhasilan Inovasi Raditya menjadi Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023. Keberhasilan ini merupakan kerja keras dan sinergitas semua pihak dalam mewujudkan Denpasar sebagai kota inkluasi melalui Radio Inklusi Menuju Kota Denpasar Maju dan Jaya. Ini merupakan sinergitas bersama semua pihak dan pemangku kepentingan. ”Kita bersyukur inovasi RADITYA diakui secara nasional dan bisa mencapai puncak. Prestasi ini akan menjadi cambuk terus berinovasi mendukung kemajuan Kota Denpasar memberikan kemanfaatan bagi masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Alit Adhi Merta mengungkapkan, Radio Publik Kota Denpasar sebagai lembaga penyiaran publik lokal berada di bawah naungan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Denpasar, merupakan satu-satunya stasiun radio milik pemerintah telah memanfaatkan teknologi siaran digital. Jangkauan siaran dapat diterima masyarakat semakin luas, serta kualitas siaran jernih. ”Materi informasi tersedia di Raditya juga telah terintegrasi di semua platform. Sehingga seluruh lapisan masyarakat. Tidak terkecuali penyandang disabilitas dan juga kaum lansia acap kali kesulitan mengakses program siaran dapat tetap mendapatkan informasi yang sama baik itu secara analog, ataupun subdomain dan juga media sosial,” jelas Alit Adhi Merta.
Dia menambahkan, layanan streaming Raditya telah terintegrasi dengan aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka). Melalui inovasi Raditya, Radio Publik Kota Denpasar menjadi radio pertama di Provinsi Bali memberdayakan penyandang disabilitas sebagai penyiar khusus, memberikan ruang kelompok lansia untuk tampil dan menyalurkan hobi melalui segmen Gita Sancaya setiap Minggu. Secara rutin setiap bulan bekerja sama dengan kelompok Kisara (Kita Sayang Remaja) mengedukasi remaja perihal seksualitas dan permasalahan remaja lainnya.
Alit Adhi Merta menjelaskan, terdapat tiga aspek utama paling terdampak oleh inovasi Raditya, yakni Kelompok disabilitas memberdayakan enam penyandang disabilitas sebagai tenaga penyiar khusus di RPKD FM. Kedua, kelompok masyarakat lanjut usia memberikan wadah bagi kelompok pesantian lansia tersebar di 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar menyalurkan hobi dalam berkesenian kidung tradisional Bali dalam program acara Gita Sancaya. Hingga tahun 2023 akhirnya telah berkembang menjadi 360 kelompok pesantian yang berada di masing-masing banjar adat di Kota Denpasar. Ketiga, kelompok remaja menjalin kerjasama dengan organisasi non profit Kisara melakukan sosialisasi dan edukasi kepada remaja terkait permasalahan umum sering terjadi. Seperti infeksi menular seksual, pernikahan dini, dan lain sebagainya. Hingga saat ini telah dilakukan 96 kali talkshow gratis di RPKD FM dan dampaknya membantu menurunkan tingkat IMS dan pernikahan anak usia dini di Kota Denpasar.
Alit Adhi Merta menerangkan inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) dapat dimanfaatkan sebagai media inklusi. ”Keberadaan inovasi Raditya telah diluncurkan sejak 2016 berperan penting mensukseskan program inklusi Pemerintah Kota Denpasar. Mmelalui pola edukasi dan layanan informasi bagi penyandang disabilitas, semoga inovasi Raditya dapat mendukung terwujudnya Denpasar sebagai kota inklusi ramah bagi penyandang disabilitas,” paparnya.