FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati beserta jajaran Pemerintah Provinsi Bali menerima kunjungan kerja Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Jumat (10/2).
Wagub Sumbar Audy Joinaldy didampingi jajaran Satgas Percepatan Penurunan Stunting Sumatera Barat ingin mengetahui kiat dan upaya Pemprov Bali mempercepat penurunan angka stunting di Bali. Karena Provinsi Bali memperoleh peringkat terbaik nasional tahun 2022 terkait prevalensi stunting di Indonesia. Tahun 2022 angka prevalensi stunting di Bali sekitar 8% menjadikan Provinsi Bali sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia. ”Di Bali melampaui target yang kami tentukan sebelumnya,” ungkap Wakil Gubernur Bali yang akrab disapa Cok Ace.
Wagub COk Ace menyampaikan Pemerintah Provinsi Bali melakukan upaya yang sama dengan daerah lain di Indonesia penurunan stunting. Namun yang berbeda, Pemprov Bali turut serta melibatkan masyarakat adat. ”Penurunan kasus stunting di Bali kami banyak melibatkan masyarakat adat,” ungkap Cok Ace.
Hal serupa disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Nyoman Gede Anom. Ia menjelaskan pengaruh adat sangat kental di Bali sehingga interferensi juga difokuskan kepada masyarakat adat sampai tingkat dusun atau banjar melalui bendesa adat (ketua adat). ”Ada kearifan lokal yang benar-benar kita gunakan baik saat prenatal, natal dan postnatal,” ungkapnya.
Upacara yang dilakukan masyarakat Bali, menurutnya, turut mempengaruhi prevalensi stunting di Bali karena secara tidak langsung gizi dan nutrisi anak dan remaja akan diawasi.
Sementara angka prevalensi Sumbar tahun 2022 naik menjadi 25,2 persen dari sebelumnya 23,3 persen di tahun 2021 jauh di atas prevalensi stunting nasional berada di angka 21,6 persen. ”Bali hampir 2 tahun ekonominya hancur, tapi stuntingnya turun. Kami ingin mendapatkan sharing apa saja program yang dilakukan Pemprov Bali,” ungkap Audy Joinaldy.
