FORUM Keadilan Bali – Mengoptimalkan operasional kegiatan teknis penunjang perkebunan di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung difokuskan pada kawasan Badung Agro Techno Park (BATP), Sekda Badung Wayan Adi arnawa mengatakan perlu ada pengelolaan aspek kelembagaan terpadu sehingga bisa mendukung proses hilirisasi/penjualan komoditi kopi berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.
Adi Arnawa mengungkapkan bertransformasi menjadi kawasan terintegrasi sebagai wadah edukasi para petani dan destinasi ekowisata bagi masyarakat luas. Saat ini Dinas Pertanian dan Pangan, Brida, Inspektorat, BPKAD, dan Bagian Organisasi Pemkab Badung bergerak menyiapkan pembentukan sisi kelembagaannya berencana membentuk UPTD Tipe A untuk mengurusi pelayanan teknis perkebunan dan operasional BATP. ”Kita sudah melakukan koordinasi guna menyiapkan dan memenuhi persyaratan dari provinsi dibantu teman-teman Brida dan Bagian Organisasi terkait kajian, maupun regulasi/dasar hukumnya,” kata Sekda Adi Arnawa usai memimpin rapat usulan pembentukan UPTD Pelayanan Perkebunan BATP di Ruang Rapat Sekda, Puspem Badung bersama Kepala BPKAD Ida Ayu Istri Yanti Agustini, Kepala Brida Badung I Wayan Suambara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana, Kabag Organisasi Setda Kabupaten Badung I Wayan Putra Yadnya dan perwakilan OPD, Rabu (14/6).
Sekda Adi Arnawa meminta Dinas Pertanian dan Pangan melakukan akselerasi penyusunan DED BATP sebagai destinasi ekowisata. Disamping sebagai sentra penelitian/pengembangan kopi dan pelatihan perkebunan di Kabupaten Badung. Semakin cepat bisa direalisasikan, maka tempat itu semakin punya gengsi dan semakin berkembang menjadi bagus sehingga semakin kuat prospek bisnisnya. ”Saya maunya ada suatu action minimal ada sentuhan untuk membangun akses jalan, parkir, rest area berupa coffee shop, sehingga memenuhi standar destinasi ekowisata. Tempat ini merupakan salah satu legasi kepemimpinan Bupati Nyoman Giri Prasta,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana megatakan tujuan usulan pembentukan UPTD pelayanan perkebunan BATP di bawah dinasnya, guna mendukung proses hilirisasi komoditi kopi, inovasi, dan edukasi berbasis sain dan teknologi. Selain memberikan layanan pendampingan kepada petani kopi sejak budidaya hingga pasca panen sekaligus memberikan layanan edukasi kepada masyarakat terkait BATP. Berdasarkan hasil analisis dilakukan Kepala Brida Wayan Suambara bersama jajaran dimungkinkan membentuk UPTD pelayanan perkebunan BATP dengan type A. ”Kami mohon arahan dan petunjuk dari pimpinan dalam hal ini Bapak Sekda terkait usulan kami ini,” ujarnya.