FORUM Keadilan Bali – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar IB Alit Wiradana membuka seminar nasional menyambut HUT ke-235 Kota Denpasar mengangkat tema ”Dengan Semangat Vasudhaiva Kutumbakam Badan Riset Dan Inovasi Daerah Menguatkan Ekosistem Inovasi Menuju Denpasar Maju” di Graha Sewaka Dharma Kota Denpasar, Senin (20/2).
Seminar turut menghadirkan beberapa narasumber utama, yakni Kepala Badan Strategi dan Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri, Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd, Deputi Riset dan Inovasi Daerah Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr. Yopi, Direktur Direktorat Kebijakan Riset dan Inovasi Daerah Badan Riset Inovasi Nasional, Dr. Sri Nuryanti, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, Ir. I Made Gunaja, M.Si.
Kepala Balitbang Kota Denpasar I Made Pasek Mandira menjelaskan, sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional, pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah diharapkan mampu mendongkrak roda riset di daerah melalui integrasi dari kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, serta invensi dan inovasi. Khususnya inovasi daerah secara menyeluruh dan berkelanjutan, terutama menghadapai tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Dia menjelaskan seminar nasional serangkaian HUT Kota Denpasar digelar menghadirkan 200 peserta dari berbagai kalangan. Diantaranya pimpinan OPD, Kepala Bappeda Litbang Kabupatan se-Bali, pimpinan universitas, serta perbekel/lurah se-Kota Denpasar. Seminra ini untuk mensosialisasikan peran dan fungsi Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida). ”Kegiatan ini mendiskusikan potensi, peluang, tantangan dan solusi inovasi daerah. Sehingga mampu menciptakan ekosistem inovasi menuju Denpasar Maju,” ujarnya
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam sambutannya dibacakan Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana mengatakan, inovasi daerah merupakan program pemerintah pusat yang diselenggarakan pemerintah daerah dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintah daerah. Karena inovasi sangat penting kedudukannya dalam menunjang efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tugas-tugas organisasi perangkat daerah terkait tata kelola pemerintahan, pelayanan publik serta daya saing daerah. ”Badan Riset dan Inovasi Daerah diharapkan berperan aktif sebagai pusat kolaborasi dan pengungkit semua pihak memperkuat riset dan menciptakan ekosistem inovasi daerah. Kunci dari penciptaan ekosistem ini aktor inovasi, penciptaan inovasi itu sendiri, inovasi yang dihasilkan dan institusi yang menaunginya. seluruhnya saling berkaitan,” katanya.
Lebih lanjut Sekda Alit Wiradana mengungkapkan ekosistem inovasi daerah yang baik dapat mendukung terciptanya inovasi secara nyata mengandung unsur pembaharuan, aplikatif maupun dapat direplikasi. Sehingga dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dan sebagai bagian dari solusi pemecahan masalah yang ada di daerah. Keberlanjutan inovasi harus terus dipantau dan dievaluasi terus dilakukan penyempurnaan dalam pemecahan masalah.
Alit Wiradana berharap, kegiatan seminar nasional mampu menggali pokok-pokok pikiran terkait peran dan fungsi Badan Riset dan Inovasi Daerah terutama dari aspek riset dan inovasi. ”Kami berharap seminar ini mampu menyusun rencana aksi penguatan inovasi daerah untuk mengembangkan ekosistem inovasi yang kreatif dan kritis. Selain melihat peluang pembentukan inovasi baru serta responsif dalam memfasilitasi pembentukan inovasi daerah. Sehingga secara berkelanjutan mampu mewujudkan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju,” ujarnya Kepala Badan Strategi dan Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo dalam paparannya menjelaskan, terdapat enam area inovasi, yakni Inovasi teknologi, inovasi sosial, inovasi manajemen, inovasi kebijakan, inovasi frugal dan inovasi administrasi. ”Mengidentifikasi area inovasi kita dapat membangun daerah produktif, inovatif dan kompetitif sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang menekankan pembangunan harus adaptif,” katanya.