FORUM Keadilan Bali – Dinasti politik Presiden Filipina Rodrigo Duterte berlanjut. Putrinya, Sara Duterte-Carpio resmi dilantik sebagai Wakil Presiden (Wapres) Filipina. Dilansir dari Reuters, Senin (20/6), Sara Duterte (44) dilantik sebagai Wapres Filipina ke-15, Minggu (19/6) menyerukan persatuan nasional setelah kampanye pemilihan umum penuh perpecahan. ”Hari-hari ke depan mungkin penuh tantangan yang menyerukan kita untuk lebih bersatu sebagai anak bangsa,” kata Sara dalam pidato saat pelantikan di Davao yang merupakan kampung halamannya.
Orang tua Sara berada di sampingnya saat pengambilan sumpah jabatan. Sara bakal menjadi Wakil Presiden dari Ferdinand Marcos Jr, yang menang dalam Pemilu 9 Mei 2022.
Presiden dan Wapres di Filipina dipilih tidak dalam satu paket. Marcos Jr sendiri bakal dilantik sebagai presiden pada 30 Juni 2022 dan akan menjabat selama 6 tahun ke depan.
Marcos merupakan putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos yang digulingkan pada 1986. Marcos juga ikut ambil bagian dalam pelantikan Sara yang dihadiri kerabat hingga pendukung Sara.
Sara Duterte-Caprio dilantik menjadi Wakil Presiden Filipina. Putri Rodrigo Duterte itu sebelumnya terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Ferdinand Marcos Jr. Marcos Jr dan Sara mencetak kemenangan telak dalam Pemilu dengan jarak luar biasa yang tak pernah terlihat dalam beberapa dekade. Meski demikian, kemenangan keduanya menuai kekhawatiran sendiri dari para aktivis HAM. Dalam kampanye, keduanya banyak menganut kebijakan-kebijakan Duterte. Hal itulah membuat aktivis HAM, jurnalis hingga pemimpin keagamaan khawatir.
Keberhasilan Sara dalam Pemilu Wapres meneguhkan posisi keluarga Duterte dalam pusat politik Filipina, setidaknya untuk 6 tahun ke depan. Bersatunya Sara dan Marcos Jr telah menyatukan dua keluarga politik berpengaruh di Filipina.
Sara, sebagai Wapres, sebagian besar akan bersifat seremonial. Namun, jabatan ini menempatkan Sara sangat dekat dengan puncak jabatan tertinggi di Filipina, Presiden, pada Pemilu mendatang.
Sara juga akan memiliki pengaruh signifikan dalam pemerintahan bersama Marcos Jr. Hal itu sangat diharapkan oleh Duterte yang bisa menjadi sasaran empuk tuntutan pidana usai lengser pada 30 Juni.