FORUM Keadilan Bali – Pemerintah Kabupaten Badung hadir dalam penanaman 10.000 mangrove di Kawasan Tahura Tanjung Benoa, Rabu 17/1). Krena mangrove berfungsi melindungi pantai dari abrasi, badai, serta menjadi habitat spesies laut.
Aksi penghijauan tersebut merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) diprakarsai PT Sarana Multi Infrastruktur bekerja sama dengan Lembaga Managemen Infaq (LMI) dihadiri Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, Lurah Tanjung Benoa Wayan Sudiana, Direktur Program LMI Agung Wicaksono, dan Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai Ketut Subandi.
”Atas nama pemerintah, kami mengapresiasi dan mendukung kegiatan pelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove ini. Ini penting kita laksanakan terus, di tengah perubahan iklim yang terjadi. Seperti curah hujan mulai berkurang dibuktikan dengan banyaknya embung-embung yang mengering. Kegiatan ini tidak cukup dilakukan sampai di sini saja. Tapi berkelanjutan sampai memberikan dampak positif pada masyarakat,” katanya.
Sekda Adi Arnawa menyampaikan sebagai daerah pariwisata, persediaan air terbilang sangat terbatas. Hal tersebut disadari sebagai sebuah tantangan ke depan, dan akan berbahaya jika tidak segera disikapi. ”Kita tidak boleh mengeksploitasi lingkungan tanpa memikirkan daya tampung dan daya dukung kita. Perlu dipikirkan ke depan. Harus berani mengambil langkah-langkah strategis dalam pemanfaatan ruang di Badung, sehingga mampu mengelola Badung sebagai daerah tujuan wisata yang berkelanjutan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Program LMI, Agung Wicaksono mengatakan pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan bentuk respon LMI terhadap isu internasional, yakni berkenaan dengan perubahan iklim. ”Saya ucapkan terima kasih kepada Pemkab Badung atas atensinya, dan kolaborasi dari semua pihak, sehingga kegiatan penanaman 10.000 mangrove ini bisa terlaksana,” ujarnya singkat.