FORUM Keadilan Bali – Sekreatris Daerah (Sekda) Kota Denpasar IB Alit Wiradana membuka Forum Group Discussion (FGD) penanggulangan risiko bencana (PRB) dan kesiapsiagaan terhadap bencana Tsunami digelar Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK-ITB), di Inna Sindu Beach Hotel & Resort, Rabu (29/6).
Pemkot Denpasar mengutus masing-masing dua orang perwakilan dari desa adat, kelurahan, dan banjar di Kecamatan Denpasar Selatan menjadi peserta FGD. FGD mengusung tema “Identifikasi Kapasitas Masyarakat Dalam Rantai Sistem Peringatan Dini Tsunami di Bali”.
Sekda Alit Wiradana mengatakan, Pemkot Denpasar mengapresiasi penyelenggaraan FGD ini. Karena wilayah Denpasar bagian dari Bali terbentang pantai bagian selatan, yakni Sanur, Mertasari dan Serangan. Bali terletak pada zona pertemuan lempeng lempeng besar dunia berpotensi bencana gempa yang bisa memicu tsunami. ”Upaya penanggulangan resiko bencana bisa dilakukan melalui peningkatan kapasitas masyarakat,” ujar Alit Wiradana.
Alit Wiradana menegaskan, peran masyarakat menanggulangi bencana dapat dilakukan melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap resiko bencana itu sendiri. ”Peningkatan PRB dan kesiapsiagaan bencana Tsunami bisa melalui mitigasi menghadapi bencana dengan komunikasi, informasi dan edukasi ancaman bahaya bencana kepada masyarakat dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu upaya edukasi melalui penelitian dilakukan para akademisi seperti ITB,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPPD Kota Denpasar Ida Bagus Joni Arimbawa mengatakan, peran masyarakat di Kota Denpasar dalam hal mitigasi bencana dan peringatan dini sangat diperlukan. ”Peran elemen masyarakat, baik itu kalangan aparat desa/kelurahan maupun seka teruna di masing masing banjar menjadi salah satu peran penting dalam peringatan dini bencana atau evakuasi jika terjadi berncana. Ini upaya membangun masyarakat dan kota tangguh bencana,” ungkap Joni Arimbawa.
Ketua Tim Peneliti ITB Dr. Harkunti P. Rahayu menuturkan, piahknya saat ini tengah melakukan penelitian dan pengkajian dalam rangka mengidentifikasi alat komunikasi dan potensi aktor di masyarakat yang terlibat rantai komunikasi sistem peringatan dini Tsunami. ”Penelitian sedang kami kerjakan saat ini, Kota Denpasar menjadi salah satu lokasi penelitian. Kami perlu mengadakan FGD untuk mengetahui respon masyarakat terhadap peringatan dini Tsunami yang diterima,” ujar Dr. Harkunti.
Melalui FGD, kata Harkunti, ITB menginginkan validasi hasil survei monkey tentang alat komunikasi potensi aktor dan peralatan sistem peringatan dini tsunami. ”Melalui FGD kami perlu tahu apakah di masyarakat terdapat hambatan yang terjadi selama ini dalam penerimaan dan penyebarluasan informasi peringatan dini Tsunami,” tambah Dr. Harkunti.