FORUM Keadilan Bali – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar menangani kebencanaan tanpa mengenal lelah dan mengeal waktu untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang mengalami musibah dari bulan Januari hingga September 2023 sebanyak 2.192 musibah.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa, mengatakan, pihaknya menyiagakan empat pos diperkuat mobil Pemadam Kebakaran (Damkar), ambulans, PMI dan pasukan Reaksi Cepat (RC). Keempat pos tersebut disiagakan dan cepat menangani kebencanaan jika ada pengaduan atau laporan dari masyarakat ke Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasional) Kantor BPBD Kota Denpasar, Jl. Imam Bonjol Denpasar. Ribuan kebencanaan/musibah yang ditangani selama 9 bulan tersebut, yakni kebakaran, banjir, kecelakaan, pantastis, pohon tumbang, reptil/hewan masuk rumah, evekusi orang sakit, evakuasi jenazah, ODGJ dan lainnya. ”Paling menonjol kita tangani selama 9 bulan adalah evakuasi kecelakaan lalu lintas di jalan raya sebanyak 674,’’ kata Joni Ariwibawa, Jumat (29/9).
Joni Ariwibawa menjelaskan, keempat pos yang disiagakan untuk menangani kebencanaan di wilayah Kota Denpasar, yakni Pos Induk Kantor Pusat BPBD Kota Denpasar, Jl. Imam Bonjol, Desa Pemeutan Kelod, Denpasar Barat (Denbar), Pos Juanda di Renon, Denpasar Timur, Pos Cokro di Terminal Ubung Denpasar Utara dan Pos Mahendradata, Denpasar Barat. Masing-masing regu diperkuat delapan orang. ”Kami siap siaga melayani masyarakat 24 jam jika ada musibah kebakaran, kecelakaan, banjir, pohon tumbang maupun kebencanaan lain dibantu Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Dinas PUPR, Dinas Sosial Kota Denpasar dan PLN,’’ kata Joni Ariwibawa.
Joni Ariwibawa menyampaikan kebencanaan terjadi di Kota Denpasar ditangani dari bulan Januari sampai September 2023 sebanyak 2.192 kejadian. Bahkan paling banyak kejadian yang ditangani Pusat Pengedalian Operasional (Pusdalop) BPBD Kota Denpasar adalah evakuasi kecelakaan 674, evakuasi pasien sebanyak 564 orang, kebakaran 133 kejadian, penanganan reptile/hewan liar 344, pantastis 298, kebakaran 115, warga pingsan 36, ODGJ 33, penemuan jenazah 29, evakuasi jenazah 33, pohon tumbang 18, lain-lain 16, evakuasi ibu hamil 7, banjir dan kriminal masing-masing 2, penanganan orang tenggelam dan indikasi Covid-19 masing-masing 1 orang. ”Kami minta masyarakat tetap waspada menghadapi cuaca panas ini. Apapun bisa terjadi kalau masyarakat tidak hati-hati,’’ pinta Joni Ariwibawa.
Lebih lanjut Joni Ariwibawa mengemukakan, kebakaran menjadi atensi BPBD Kota Denpasar, karena sampai September 2023 terjadi musibah kebakaran 119. Padahal tahun 2022 terjadi kebakaran 113 dan sekarang sampai akhir September sudah terjadi kebakaran 119 dan rata-rata setiap hari terjadi dua kebakaran. ”Kita menangani kebakaran harus hati-hati. Sekarang musim panas cukup terik dan panjang banyak di daerah lain terjadi kekeringan. Namun di Kota Denpasar banyak terjadi kebakaran rumah maupun lahan kosong. Kalau di rumah lupa mematikan kompor ditinggal keluar, lupa mematikan dupa habis sembahyang dan korsleting listrik,’’ terangnya.
Dia mengimbau masyarakat tetap waspada dan hati-hati menghadapi cuaca panas yang cukup panjang ini. Sebelum bepergian hendaknya memantau ramalan cuaca disitus Web BMKG sebagai pedoman jika ada banjir dan pohon tumbang ti dak memungkinkan dilewati jangan memaksakan diri lewat dapat mebahayakan pengendara motor atau mobil. ”Kami berharap masyakat kalau menemukan pohon rindang sekitar pekarangan rumah atau tetangga yang membahayan dapat menghubungi kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar untuk merompes,” harapnya.
Joni Ariwibawa mengungkapkan, pihaknya melakukan mitigasi dalam artian mengurangi resiko terhadap potensi bencana yang terjadi di Kota Denpasar. Seperti banjir, pohon tumbang, kebakaran, reptil masuk rumah warga, dan kecelakaan lalu lintas. Begitu ada informasi masuk ke Pusdalops BPBD Kota Denpasar langsung mengerahkan pasukan untuk menangani kebencanaan atau kecelakaan lalu lintas . Salah satu bencana hidrometrologi terjadi hampir setiap tahun, khususnya musim penghujan maupun pancaroba. Mitigasi dilakukan sesuai tupoksi, seperti DLHK melaksanakan perompesan pohon, Dinas PUPR melakukan penggelontoran saluran air, termasuk normalisasi saluran sungai agar tidak ada tersumbat. ’’Mengurangi resiko bencana di Kota Denpasar, kita bersama Dinas PUPR, DLHK, Dinas Sosial, camat dan kades/lurah selalu berkoordinasi menangani bersama-sama. Kalau hanya mengandalkan BPBD tidak bisa karena jumlah atau kapasitas tenaga yang ada sangat terbatas,’’ ucap mantan Camat Denpasar Barat ini.