FORUM Keadilan Bali – Siklus musim penghujan dan angin kencang biasanya terjadi dari bulan November hingga April 2024. Mengantisipasi bencana tersebut, Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar siap siaga menangani bencana Hidrometeorologi dengan menyiagakan delapan orang pasukan setiap hari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaks BPBD) Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa, mengatakan pihaknya mulai November 2023 hingga Januari 2024 siap siaga menangani bencana Hidrometeorologi khususnya pohon tumbang, bencana banjir dan tanah longsor. Setiap hari menyiapkan satu tim jaga atau satu shif sebanyak 8 orang personel. Selain itu, bersinergi dengan instansi lain seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar menangani pohon tumbang, dan Dinas PUPR menangani banjir serta longsor, termasuk dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar). ”Selama ini kita tangani bersama pohon tumbang. Namun tidak ada banjir karena curah hujan di Kota Denpasar khususnya dari November sampai Januari ini relatif sedang dan normal sehingga tidak ada banjir atau longsor,’’ katanya.
Joni Ariwibawa berharap, di desa atau kelurahan membentuk tim terpadu penanganan bencana berdasarkan kewenangan masing-masing dimiliki untuk menanganan awal yang bisa ditangani. Sehingga BPBD Kota Denpasar bisa membantu penanganan yang lebih parah atau skalanya lebih besar. Sementara bencana skala kecil bisa ditangani tim desa/keluarahan. Seperti di Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur sejak beberapa tahun terakhir sudah membentuk tim penanganan bencana terpadu BPDB penanganan pohon tumbang dan banjir. Bahkan saat pandemi Covid-19 membantu penguburan maupun penanganan warga yang terpapar suspect Covid-19 meninggal.
Lebih lanjut Joni Ariwibawa mengemukakan, sejak berpisahnya BPBD dengan Dinas Damkar lebih banyak menanganai kebencanaan seperti banjir, pohon tumbang dan tanah longsor. Kalau bencana banjir saat musim hujan harus diwaspadai di wilayah Denpasar Barat, seperti di Desa Padangsambian Kelod, Dsa Pemecutan Kelod, Kelurahan Padangsambian, dan Desa padangsambian Kaja. Kalau di Denpasar selatan sering terjadi banjir saat musim hujan di Batu Jimbar, Keluarahan Sanur. ”Awal Januari kami banyak menangani pohon tumbang. Bahkan Jumat lalu ada pohon besar tumbang di Desa Pemogan sudah ditangani bersama DLHK,’’ ujarnya.
Joni Ariwibawa mengaku berpisahnya BPBD dengan Dinas Damkar lebih banyak melakukan sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat dalam rangka pencegahan siap siagaan. Salah satunya standar pelayanan minimal yang harus dilaksanakan. Memberikan informasi tempat-tempat rawan bencana secara berkelanjutan, baik kepada masyarakat dan anak sekolah maupn melalui media sosial. Evakuasi dan penyelematan bencanan tahun 2024 ini lebih banyak penanganan pohon tumbang. Mudah-mudahan tidak ada bencana banjir sampai musim kemarau tiba. Sementara kebakaran ditangani Dinas Damkar, termasuk peanganan hewan yang dapat membahaykan keselamatan manusia. ”Secara umum meskipun kami sudah terpisah dengan Dinas Damkar. Namun kami tetap bersama-sama melaksanakan tugas-tugas sehari-hari menangani kebakaran karena tim ambulans dan tim TRC kami ikut turun untuk mengasesmen dan membantu penanganan di lapangan,’’ ucapnya.
Dia mengungkapkan, penanganan kebakaran dapa menghubingi Pusdalops dan Call Center kantor BPBD di 112 dan telepon (361) 223333, baik bencana kebakaran, bencana lainnya maupun henwan membahayakan masuk ke rumah warga. Termasuk Pos Damkar masih ada di wilayah timur dan selatan ngepos atau stand by di Pos Juanda (Kantor BPBD). Begitu juga ambulans ada di Pos Mahendradata untuk penanganan kecelakaan, orang sakit atau mengantar jenazah gratis di wilayah Denpasar Barat. Sehingga respon cepat ke lokasi yang memerlukan bantuan. Damkar yang diperlukan di wilayah timur bisa cepat bergerak dari Pos Juanada.
Joni Ariwibawa mengimbau kepda masyarakat menghadapi bencana hidrometeorologi musim penghujan ada pohon yang ada di pekarangan rumah atau sekitar pemukiman mohon dirompes berpotensi tumbang. Kalau ada pohon di pinggir jalan umum dan taman kota bisa minta bantuan ke DLHK untuk dirompes. Demikian juga menjaga kebersihan lingkungan tiak membuang sampah ke sungai atau selokan. Pasalnya sampah yang dibuang ke sungai atau selokan penyebab penghambat jalan air sehingga sungan banjir di Kota Denpasar. ”Kami minta masyarakat ketika hjan deras dan angin kecang agar tetap tinggal di rumah. Jika ada kejadian ada pohon tumbang atau darurat lainnya bisa menghubungi kami di Call Center 112 dan telepon (0361) 223333, kami dengan instansi terkait segara penanganan bencana di lokasi tersebut,’’ paparnya. (pas)