• Tangani  Tuberkulosis, Menkes Budi Gunadi Sadikin Tegaskan Pentingnya  Kolaborasi

    FORUM Keadilan Bali – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya kolaborasi antar semua pihak dalam menangani penyakit Tuberkulosis (TB).

    Menkes Gunadi Sadikin mengaku heran penyakit tuberkulosis sudah ada ratusan tahun hingga kini masih belum bisa ditangani tuntas. ”Penyakit yang disebabkan oleh bakteri sudah ada obatnya, juga sudah ada vaksinnya. Namun tidak bisa tertangani, what’s wrong,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberi sambutan secara virtual pada acara ”The 4th INA TIME

    2022 di Bali” mengusung tema ”Readiness to Collaborate”, Jumat (9/9) di Sanur Denpasar.

    Pertemuan digelar selama tiga hari ini dihadiri 500 lebih peserta dari unsur akademisi, peneliti, praktisi kesehatan masyarakat, klinisi, Kementerian Kesehatan hingga industri farmasi. Hadir perwakilan WHO, The Union Agains Tubercolosis dan unsur lainnya.

    Menkes Gunadi Sadikin membandingkan penanganan kasus Covid-19, dalam waktu satu setengah tahun bisa mendeteksi yang positif 6,5 juta orang dari 65 juta lebih yang dites. Tuberkolosis tidak bisa  tertangani dengan baik. Ini masalah manajemen dan tidak serius. ”Kami mengajak semua pihak berkaborasi bersama-sama menangani kasus ini sehingga bisa mengeliminasinya,’’ ujarnya.

    Sementara Wagub Bali dalam sambutannya dibacakan Asisten I, I Gede Indra Dewa Putra mengatakan

    tuberkulosis (TBC) merupakan masalah kesehatan global dan Indonesia adalah negara dengan beban TBC peringkat ke-3 di dunia setelah India dan China jumlah kasus baru per tahun sebanyak 824.000 orang.

    Indra Putra menjelaskan, TBC merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian di Indonesia dengan jumlah kematian 93.000 orang per tahun. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen mengeliminasi TBC pada tahun 2030 dengan ”TOSS TBC” yakni Temukan Obati Sampai Sembuh TBC.

    Indra Putra mengungkapkan, tahun 2021 pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan

    dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 49%. ”Artinya masih ada sekitar 51% kasus TBC yang belum ditemukan atau sudah ditemukan, namun belum dilaporkan. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan capaiannya 86% masih di bawah target

     90%,” jelas Indra Putra.

    Diamenjelaskan, di Bali diperkirakan terdapat 12.406 kasus TBC, namun baru 24% yang ditemukan dan diobati tahun 2021. Angka keberhasilan pengobatan capaiannya 83% masih di bawah target (90%).

    Lebih lanjut Indra Putra mengemukakan, penerbitan Perpres No.67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TBC adalah penegasan kembali tentang komitmen Presiden dan Pemerintah RI untuk

    mencapai eliminasi TBC 2030. Perpres mengamanatkan agar menerapkan Strategi Nasional penanggulangan TBC dengan pendekatan multisector. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media sangat penting dalam pencapaian eliminasi TBC 2030.

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes., menjelaskan upaya penanggulangan dan eliminasi TB diperlukan kolaborasi dari berbagai sektor.

    Dikatakan TB itu penyakit lama, baik Indonesia dan global, tapi sampai sekarang masih menjadi masalah. ”Banyak faktor penuntasan kasus ini, kita harus berkolaborasi. Pemerintah tidak bisa menuntaskan sendirian masalah ini, maka harus kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya.

    Dia menyampaikan menjadi hambatan dalam upaya eliminasi TB ini selain faktor geografis, sosial ekonomi juga pentingnya deteksi dini sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan dan pengobatan secara dini.

    Ketua Panitia Dr. dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, M.Epid., menjelaskan hingga saat ini TB menjadi penyakit mematikan, bahkan termasuk satu dari sepuluh penyakit mematikan di dunia. Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Kesehatan tahun 2017, TB menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian. Diperkirakan terdapat 10 juta kasus TB baru. ”Di Bali kasusnya meningkat. Angka insidennya 301 per 100 ribu penduduk. Kalau per tahun bisa sampai 12 ribu penduduk terkena TB di Bali,” ucapnya.