FORUM Keadilan Bali – Isu rencana pengembangan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) di Bali belakangan ini semakin menghangat segera direalisasikan. LRT menjadi salah satu perencanaan strategis sudah masuk dalam skema masterplan pengembangan infrastruktur transportasi di Bali, tertuang dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional serta Daerah (Ripnas dan Ripda).
Sinyal positif diperoleh Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya saat beraudiensi ke Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) RI, Selasa, (3/10) guna memperkenalkan diri sekaligus memohon arahan langsung dari Menteri PPN/Bappenas RI, Suharso Monoarfa terkait program – program pembangunan di Provinsi Bali oleh pusat.
Secara teknis, materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta turut dalam pertemuan tersebut. Ia mengungkapkan, selain bersilaturahmi, Pj. Gubernur S.M Mahendra Jaya secara khusus memohon pertimbangan dan bantuan serta dukungan regulasi dan pendanaan dari pusat guna merealisasikan LRT di Bali.
Berdasarkan penyampaian Pj. Gubernur Mahendra Jaya, menurut Samsi Gunarta, Menteri Suharso Monoarfa memberikan arahan selain menggunakan sumber pendanaan berasal dari luar negeri, opsi pinjaman dalam negeri dapat dipertimbangkan. Mengingat urgensi pelaksanaan, Menteri Monoarfa akan mendorong opsi pendanaan berupa pinjaman dalam negeri untuk memastikan kehadiran pemerintah dalam proyek ini. Dana tersebut akan digunakan membangun prasarana berupa terowongan, trek, stasiun, depo, dan kosntruksi sipil lainnya.
Dalam pertemuan tersebut disinggung peluang memerankan Bali-Kerthi Development Fund (BDF) yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Bali. Diharapkan mampu menjadi jalan keluar dan berperan sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) guna nmengelola sumber dana nonpemerintah yang digunakan khusus untuk pembiayaan pembangunan Bali khususnya rencana LRT. ”Kita sudah diminta harus mulai menyiapkan timeline dan menghitung mundur dari saat ground breaking direncanakan awal atau periode semester I tahun 2024. Kita harus bergerak cepat karena proyek ini sudah bergulir sangat cepat, dan pemerintah pusat sudah mulai mengambil posisi. Bahkan meminta dan memberikan beberapa alternatif jalan keluar bagi Bali mengembangkan dan mengoperasikan LRT,” ujarnya.
Lebih lanjut Samsi Gunarta merinci jalur LRT akan dibangun di Bali pada fase awal dari lintasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Mengwi. Kedepan direncanakan mencakup seluruh wilayah Bali. Lintasan ini dibagi kedalam tiga tahapan, yakni Fase 1 Bandara I Gusti Ngurah Rai – Seminyak (via Central Parkir), Fase 2, Seminyak – Canggu, dan Fase 3, Canggu – Mengwi. ”Menjadi prioritas saat ini Fase 1 Bandara – Seminyak, karena jalur ini sudah mengalami tingkat kemacetan lumayan parah. Fase 1 dibagi dalam bagian, yaitu Fase 1A Bandara – Central Parkir, dan Fase 1B Central Parkir – Seminyak. Sebagian besar akan menggunakan jalur bawah tanah, tapi ditempat – tempat yang memungkinkan memakai jalur at grade (menyentuh tanah) maka kita akan gunakan metode itu,” imbuhnya.
Samsi Gunarta menjelaskan, mendapatkan pembiayaan cukup guna menjaga keberlangsungan pengoperasian LRT secara kontinyu dari pelayanan yang diberikan, telah diusulkan agar LRT masuk dalam konsep perluasan layanan upaya memberikan alternatif layanan lebih efisien dan memecah kemacetan Bandara. “Kita bicarakan pelayanan ekstra yang nantinya akan dinikmati para penumpang LRT menuju Bandara. Bisa melakukan check in diluar Bandara, mendapatkan kepastian masuk area Bandara tanpa takut terjebak kemacetan. Memungkinkan mereka menikmati waktu tersedia saat sisa waktu menunggu pesawat boarding. Jadi mereka masih bisa memanfaatkan sisa waktunya menikmati Bali sebelum waktu keberangkatan,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, terpenting dari skema ini adalah menangani kemacetan, serta memastikan pariwisata Bali berada di posisi next level layanan yang ada saat ini. ”Pariwisata kita bagus, tapi kita perlu pembenahan melalui dukungan infrastruktur khususnya moda transportasi memadai. Ini akan memastikan daya saing Bali meningkat pesat dibandingkan destinasi – destinasi wisata lain di dunia,” pungkasnya.