FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menghadiri serah terima vaksin rabies anjing oleh Pemerintah Australia, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Selasa (15/8).
Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace menyampaikan rasa terima kasih dan bahagia atas bantuan vaksin rabies diberikan Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia (DAFF) melalui Badan Organisasi Dunia bagi Kesehatan Hewan (WOAH). Provinsi Bali awalnya salah satu daerah secara historis bebas rabies, namun sejak munculnya kasus rabies tanggal 28 November 2008 di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung merubah status Bali menjadi daerah tertular rabies di Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 1637 Tahun 2008, tertanggal 1 Desember 2008. Penyakit Rabies dengan cepat menyebar ke Denpasar dan akhirnya tahun 2009 rabies menyebar ke seluruh kabupaten/kota se-Bali.
Menurut Cok Ace, Pulau Bali masih menjadi perhatian dan fokus banyak pihak mengingat statusnya belum bebas dari penyakit rabies. Hal ini terbukti dari bermacam komponen pengendalian penyakit terus dilakukan dari berbagai pihak dengan tujuan sama, yaitu menghentikan perputaran dan penyebaran virus rabies sehingga tidak lagi ada kasus baik pada manusia maupun hewan.
Pengendalian rabies, lanjut Wagub Cok Ace, dikenal istilah HPR (Hewan Penular Rabies). HPR utama yang dikenal adalah anjing, dimana banyak pihak selalu menyalahkan anjing sebagai penyebab rabies hingga penyebab kematian bagi korbannya. Hal ini harus dapat diluruskan bersama bahwa anjing merupakan korban rabies. Sedangkan ”biang’’ dari rabies sebenarnya adalah virus rabies.
Dia menuturkan berbagai upaya dan strategi telah dilakukan dalam percepatan pemberantasan rabies di seluruh kabupaten/kota se-Bali antara lain KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) atau sosialisasi, vaksinasi (vaksinasi massal, emerging vaksinasi, sweeping/penyisiran), eliminasi/eutanasia, pengawasan lalu lintas HPR, surveilans dan kontrol populasi. Namun sampai saat ini belum dapat dibebaskan dari Pulau Bali. Keenam strategi tersebut berjalan secara utuh dan simultan serta berkesinambungan.
Wagub Cok Axe menjelaskan, tahun 2023 pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan 480.000 dosis vaksin rabies. Total cakupan vaksinasi rabies pada HPR di Bali sampai hari ini mencapai 70% dan sesuai komitmen bersama tahun 2024 tidak ada lagi timbul korban jiwa akibat rabies.
Wagub Cok Ace menuturkan saat ini telah dibentuk Tim Siaga Rabies (Tisira) di empat kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Buleleng 147 desa dan satu kelurahan, Kabupaten Jembrana 18 Desa, Kabupaten Karangasem 41 Desa, Kabupaten Badung satu desa. Pembentukan Tisira merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) mendukung percepatan pemberantasan rabies di Provinsi Bali. ”Besar harapan saya kerja keras akan mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Kita kembalikan kenyamanan dan keamanan Pulau Bali dari ancaman penyakit rabies. Masyarakat hidup nyaman, wisatawan banyak dan dapat menikmati liburannya serta ekonomi meningkat. Selain itu, dapat menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali sekaligus terwujudnya krama Bali sejahtera lahir dan batin sesuai visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru,” ujarnya.
Sementara itu, Konsul Jenderal Australia di Bali, Anthea Griffin mengatakan kerjasama di bidang kesehatan hewan antara Australia dan Indonesia sudah lama terjalin dengan baik dan Australia mendukung Indonesia entaskan rabies.
Ia menyampaikan Pemerintah Australia turut berduka cita atas kasus meninggal akibat rabies. Ia berharap hibah 400 ribu vaksin rabies dari Australia dapat memaksimalkan Pemerintah Indonesia dalam menekan kasus rabies. Khususnya Bali mendapat bantuan 200 ribu vaksin rabies tahun 2023 dan tahun 2024 akan mendapat bantuan kembali 200 ribu vaksin, dapat dimanfaatkan dan didistribusikan dengan baik ke masyarakat.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainuddin mengatakan, Indonesia ebagai bagian dari negara di dunia dan penekanan kasus rabies menjadi prioritas nasional. Bali salah satu dari beberapa daerah di Indonesia mendapat prioritas dalam pemberantasan wabah rabies. Untuk itu, ketersediaan vaksin rabies di bali sebanyak 680 ribu dinilai sudah cukup menekan wabah rabies.